BMKG Ingatkan Pihak Potensi Karhutla Di Sumsel

Dwi Apriani
16/5/2022 18:35
BMKG Ingatkan Pihak Potensi Karhutla Di Sumsel
Lahan gambut.(ANTARA)

SUMATERA Selatan tengah dihadapkan dengan hawa panas, sehingga bisa berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut. Padahal, Sumatera Selatan memiliki hutan dan lahan gambut yang cukup luas dan sangat rawan jika terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang, Sinta Andayani, mengatakan berdasarkan perkiraan awal musim kemarau untuk Sumsel pada akhir Mei hingga Juni 2022. Pihaknya menghimbau agar semua pihak dapat mewaspadai adanya potensi kebakaran hutan dan lahan.

"Di Sumsel juga sedang terjadi hawa panas, dimana panas terik atau terasa gerah disebabkan oleh berkurangnya tutupan awan karena menjelang awal musim kemarau ini. Potensi pertumbuhan awan hujan mulai mengalami penurunan," kata Sinta.

Pemprov Provinsi Sumatra Selatan sudah menetapkan status siaga darurat sebagai upaya mencegah dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Hal itu dilakukan agar tak lagi terjadi kebakaran hutan dan lahan seperti beberapa tahun sebelumnya. Gubernur Sumsel telah mengeluarkan Surat Keputusan nomor 292/BPBD-SS/2022 pada 19 April 2022 terkait ini.

"Sejumlah daerah di Sumatra sudah mulai mengalami kebakaran, seperti Lampung dan Riau. Dengan adanya SK ini maka upaya pencegahan karhutla sudah bisa kita lakukan," kata Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto.

Ia menjelaskan beberapa upaya pencegahan karhutla dilakukan seperti memastikan tinggi muka air di wilayah gambut. Menurutnya, gambut yang mengalami kekurangan air memiliki risiko cepat terbakar.

Kondisi ini diantisipasi dengan memastikan curah hujan tetap ada menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). "TMC merupakan salah satu upaya pencegahan kebakaran dan efektif. Dalam 15 hari pelaksanaan, TMC mampu meningkatkan curah hujan hingga 15 persen dibanding dua tahun sebelumnya," ujar dia.

Ferdian mengatakan pihaknya masih terus memantau kondisi di lapangan. Meski belum ada kejadian karhutla yang mengkhawatirkan, upaya pencegahan dini harus mulai dilakukan.

Pihaknya juga terus mengevaluasi untuk mencari cara lain mencegah karhutla di lokasi rawan. Beberapa daerah rawan yang dimaksud adalah Muara Medak di perbatasan Jambi-Musi Banyuasin, Cengal, dan Pangkalan Lampam di Ogan Komering Ilir. "Tapi, semua stakeholder telah bersiap siaga untuk mengatasi jika terjadi karhutla ini," tandasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya