Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DINAS Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengan melakukan sosialisasi besar besaran kepada para peternak, seiring munculnya 15 kasus hewan ternak sapi terjangkiti penyakit mulut dan kuku (PMK), yang sangat menular.
Sebelum muncul di sentra ternak sapi di Kabupaten Boyolali, PMK sudah merebak di sejumlah kabupaten di Jawa Timur. Kasus ini tengah ditanggani Gibernur Khofifah Indar Parawansa dengan memutus mata rantai penularan virus
Demikian halnya di Boyolali, begitu mendapat informasi dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Mojosongo tentang kemunculan PMK yang menyergap 15 ekor sapi milik seorang peternak di Desa Singosari, maka segera diperintahkan menutup seluruh pasar hewan, di seluruh Boyolali.
Kadisnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati menegaskan, informasi terkait wabah PMK yang menyerang ternak sapi di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, jauh sebelum lebaran, sebenarnya sudah menjadi kekhawatiran para peternak sapi di Boyolali.
Ternyata kekhawatiran itu menjadi kenyataan, ketika Puskeswan Mojosongo pada Sabtu (7/5) memberikan laporan adanya dua kasus PMK menerpa ternak sapi di Desa Singosari.
"Kami langsung koordinasi dengan Balai Besar Verteriner Wates, Jogja dan kemudian mendatangi kandang peternak yang hewan sapi yang terjangkiti," imbuh Lucia.
Dari semula yang dilaporkan ada dua, setelah dicek di kandang, ternyata ada 15 sapi pembelian dari Pracimantoro, Wonogiri semua menunjukkan gejala klinis terkena PMK.
Kemudian dilakukan pengambilan 10 sampel dan sekaligus pengobatan terhadap ternak sapi. Dari pengujian sampel di laboratorium, hasilnya keluar Senin (9/5), semua positif mengidap PMK.
Karena itu, lanjut Lusia, Disnakkan Boyolali langsung melakukan sosialisasi kepada seluruh kepala desa dan peternak, untuk menutup seluruh pasar hewan, sebagai antisipasi agar tidak memunculkan wabahnyang lebih besar.
"Sebagian warga di desa di Boyolali memiliki hewan ternak sapi. Jadi harus gerak cepat. Lebih dari itu, seluruh peternak kita minta tidak melakukan pembelian, dan apalagi adanya iming iming harga murah," tegas dia sekali lagi.
Selain itu Disnakkan Boyolali juga menghimbau, seluruh peternak sapi agar menerapkan kebersihan kandang, dan penyemprotan desinfektan di kandang. Dalam kondisi munculnya
"Juga tentunya pemberian obat obatan, sebab ini serangab virus, sehingga memperkuat ketahanan hewan ternak sapi dari penyakit, terutama PMK yang sedang merebak. Semua ini menjadi langkah langkah besar sosialisasi Disnakkan, mencegah kemungkinan rembetan dari Jatim," tukas Lucia.
Sementara Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Boyolali drh. Afiany Rifdania mengaatakan, sudah dua kali pengobatan terhadap 15 ekor sapi milik Haryono, dan sudah mengalami perkembangan membaik.
Terkait temuan ini, Kepala Dinas Peternakan Wonogiri Sutardi mengaku terkejut menerima informasi terkait penjualan sapi dari Pracimantoro ke peternak Boyolali, ternyata positif PMK.
"Kami secepatnya melacak, karena dari tracking di wilayah desa desa sentra sapi, masih bersih dari PMK. Dan sejauh ini dari Pracimantoro, tidak ada yang minta SKKH (surat keterangan kesehatan hewa ) atas ternak yang dijual. Dan kami pun sudah menutup pintu lalu lintas sapi dari Jawa Timur," pungkas Sutardi.
Penyebaran virus PMK melalui lendir dan angin sehingga cepat menular. Karena itu disarankan peternak tidak sering masuk kandang. Apalagi berpindah pindah ke kandang. (OL-13)
Sangat dimungkinkan Serat Witaradya ini ditulis pujangga besar tanah Jawa, Raden Ngabehi Ranggawarsita pada tahun 1863 Masehi.
VIRUS penyakit mulut dan kuku (PMK) meluas dengan cepat di sejumlah sentra sapi potong di Kabupaten Boyolali, dan telah mengakibatkan 19 ekor kematian serta menginfeksi 188 sapi milik peternak.
APSPI mendesak Presiden Prabowo Subianto segera meneken regulasi yang mewajibkan industri pengolahan susu (IPS) menyerap sepenuhnya produksi susu dalam negeri.
Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali (Disnakkan) menunggu keseriusan Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap total produksi susu lokal.
WAKIL Ketua DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Saan Mustopa buka suara soal viralnya peternak sapi di Pasuruan yang membuang 500 ribu liter susu. Pemerintah diminta memprioritaskan perhatian
Ditjen PKH bersama Komite Pengawas Perpajakan dan Pemda Boyolali turun tangan untuk memfasilitasi solusi bagi peternak sapi perah UD Pramono.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved