Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

957 Balita Penderita Stunting di Sikka Dari Keluarga Mampu

Gabriel Langga
31/3/2022 18:13
957 Balita Penderita Stunting di Sikka Dari Keluarga Mampu
Ilustrasi(DOK MI)

ADA yang berbeda di stunting di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Data yang ada menunjukkan 957 balita penderita stunting justru memiliki latar belakang keluarga mampu.

Kepala Balitbang Kabupaten Sikka Femmy Bapa mengatakan jumlah balita penderita stunting Sikka saat pengukuran pada Februari 2022 tergolong tinggi yaitu mencapai 3.984 atau 17,2% yang tersebar di 26 desa di 10 Kecamatan dengan status sangat pendek 844 balita (21%) dan pendek 3.103 balita (78,6%).

Kondisi ini mengalami penurunan dibandingkan 2019 yang mencapai 25,1%, pada 2020 sebesar 19,1% serta pada 2021 18,2%. Namun angka ini masih jauh dari target RPJMD Kabupaten Sikka tahun 2018-2023 yang 0% stunting pada 2023.

Yang menjadi ironi, jelas Femmy Bapa, dari jumlah penderita stunting tersebut, 957 balita berasal dari latar belakang keluarga yang mampu secara ekonomi. "Dari 3.984 balita penderita stunting di Sikka, ada 957 penderita berasal dari keluarga mampu secara ekonomi," ujar dia, Kamis (31/3).

Menurut dia, untuk menurunkan stunting menjadi 0% pada 2023, bukan merupakan pekerjaan mudah. Untuk itu, salah satu rencana aksi daerah dalam upaya penurunan stunting yakni pemberian makanan tambahan yang akan dilaksanakan serentak bagi seluruh balita stunting di Sikka mulai 1 April 2022 sampai 180 hari ke depan.

"Jadi mulai besok, 1 April 2022 kita akan memberikan makanan tambahan serentak bagi balita stunting di Kabupaten Sikka sampai 180 hari ke depan," papar dia.

Namun, ia menekankan upaya penurunan stunting harus dilakukan dengan kajian serta kebijakan yang komprehensif dari hulu sampai ke hilir,  kerja kolaboratif lintas sektor serta ditangani sesuai penyebab.

Paradigma pemberdayaan masyarakat membangun berbasis potensi lokal serta filosofi lebih baik memberi kail dibanding ikan, harus terus didorong. Untuk itu, kearifan lokal dengan semangat gotong royong harus terus digalakkan.

"Masyarakat harus dimotivasi untuk menanam buah dan sayur di pekarangan serta memelihara ayam petelur. Produksi perikanan  Kabupaten Sikka yang sangat besar semisal 2021 mencapai 21.450,31 ton merupakan potensi guna mendukung gerakan kampanye makan ikan," papar Femmy Bapa ini.

Ia menambahkan Musrenbang Tematik Stunting 2022 telah menyepakati program dan kegiatan prioritas yang akan masuk dalam RKPD Kabupaten Sikka 2023. Namun perlu disadari bahwa upaya penurunan stunting bukan tugas pemerintah semata.

"Kampanye penyadaran masyarakat bahwa masalah stunting menjadi tanggungjawab bersama harus terus didorong serta melatih masyarakat untuk paham penyebab dan bersama sama  menangani masalah stunting harus terus digiatkan. Masyarakat harus mampu memanfaatkan potensi lokal," ujar dia. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik