Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Pemprov Jabar Maksimalkan Peran Bank Sampah

Naviandri
09/3/2022 12:31
Pemprov Jabar Maksimalkan Peran Bank Sampah
Bank Sampah(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra W)

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) terus berupaya mengatasi persoalan sampah di antaranya dengan memaksimalkan fungsi 1.616 bank sampah, ditambah pelayanan pengelolaan sampah yang diakses secara digital melalui sejumlah aplikasi.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan perlu ada perubahan paradigma pengelolaan sampah yang mengakar dan terpadu dari hulu ke hilir. Jangan sampai, katanya, sampah dianggap sebagai masalah yang harus ditangani pemerintah saja. Agar dapat memberikan manfaat ekonomi, sumber daya dan lingkungan yang lebih sehat.

"Pertambahan jumlah penduduk, perubahan konsumsi masyarakat, hingga pandemi covid-19 membuat timbulan sampah di Jabar makin bertambah. Tahun 2020 jumlah penduduk Jabar mencapai 49,9 juta jiwa dengan timbulan sampah yang mencapai 24,790 juta ton per hari dengan komposisi sampah sisa makanan, plastik dan kertas karton," ungkap pria yang karib disapa Kang Emil.

Menurut gubernur, sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan (packaging) makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja serta pembungkus barang lainnya. Dari total timbulan sampah plastik, yang telah didaur ulang diperkirakan baru 10-15% saja. Sisanya, sebanyak 60-70% ditimbun di TPA dan 15-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan.

Baca juga: Sampah Plastik Jadi Tantangan dalam Mengembangkan 5 Destinasi Wisata Super Prioritas

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jabar Prima Mayaningtyas menambahkan, sampah di Jabar masih menjadi persoalan pelik mengingat tingginya produksi sampah. Dalam satu hari ada 24 ribu ton sampah di Jabar harus diselesaikan. Sementara target pengurangan 30% pada tahun 2025 sekarang baru mencapai 5-10%.

"Angka 24 ribu ton per hari harus segera diselesaikan, terutama dari sumbernya yang banyak berasal dari rumah tangga. Dari TPS Sarimukti saja, sampah dari Bandung Raya mencapai 2.000 ton per hari," ujar Prima.

Pihaknya berharap kepedulian masyarakat untuk membantu menyelesaikan urusan sampah yang dihasilkan masyarakat dan harusnya masyarakat juga ikut menyelesaikan. Salah satu kepedulian masyarakat mengolah sampah dihadirkan dengan menggandeng bank sampah yang jumlahnya di Jabar terus bertambah.

"Sudah ada 1.616 bank sampah di Jabar menyelesaikan juga pemilahan sampah dan digunakan kembali. Keberadaan bank sampah bisa menghadirkan siklus ekonomi namun karena warga di level RT belum berkoordinasi secara terpadu, dari 1.600 yang aktif hanya beberapa," tuturnya.

Untungnya, kata Prima, keberadaan bank sampah kini ditopang adanya sejumlah aplikasi digital pengelolaan sampah. Dari 1.800 belum semua aktif, ada up and down, ada yang sekarang timbul dan hilang. Kolaborasi dengan platform digital ada Octopus, MySmash, Greeny dan Pointtrash, itu paling besar dan bisa digunakan digital.

Dia berharap keberadaan bank sampah yang kini sudah terhimpun dalam Asosiasi Bank Sampah Indonesia bisa mengelola sampah hingga 30% karena saat ini bank sampah baru sanggup mengelola 10-15% sampah.

"Kami sediakan bank sampah itu kalau bisa RT ada kordinasi dengan bank sampah setempat, kita sudah sebar dan coba koordinasi dan apalagi ada aplikasi hanya saja siapa yang koordinasi," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya