Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Ayi tak Menyangka Suaminya Terjebak di Bawah Dentuman Mortir

Yoseph Pencawan
08/3/2022 20:50
Ayi tak Menyangka Suaminya Terjebak di Bawah Dentuman Mortir
Puluhan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang berhasil dievakuasi dari Ukraina tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali(ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)


KOTA Binjai, Sumatra Utara, kembali menjadi perhatian publik Tanah Air. Kali ini bukan lantaran adanya viral konten di media sosial, tetapi karena enam warganya yang belum bisa keluar dari kecamuk perang Rusia-Ukraina.

Pemerintah Kota Binjai menyatakan selain enam orang itu, terdapat tiga
orang lain yang berasal dari daerah tetangganya, Kabupaten Langkat.
Jumlah warga Sumatra Utara yang terjebak di tengah zona perang
Rusia-Ukraina mencapai sembilan orang.

Mereka yang berasal dari Binjai adalah Iskandar, Muhammad Raga Prayuda,
Muhammad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian serta Rian Jaya Kusuma. Sementara mereka yang dari Langkat yakni Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas.

Mereka sama-sama bekerja di pabrik plastik yang berada di Chernihiv,
Ukraina, sejak 2018. Wilayah  itu hanya berjarak sekitar dua jam dari Kiev, ibu kota negara pecahan Uni Soviet tersebut.

Lantas, bagaimana ceritanya mereka bisa sampai bekerja di Ukraina sehingga akhirnya terjebak di bawah dentuman mortir? Mengingat negara itu bukan termasuk negara tujuan yang populer bagi pekerja migran dari Indonesia.

Ditemui di kediamannya di Gang Anggrek, Jalan Dr Wahidin, Kota Binjai, Ayi Rodiah, istri Iskandar, menuturkan sebelum sampai Ukraina, sang suami sudah lama bekerja di Malaysia. Kemudian salah satu pelanggan dari tempatnya bekerja di Malaysia ingin membuka usaha di Yordania.

Si pengusaha pun merekrut Iskandar dan seorang rekannya yang berasal dari Langkat. Mereka pun membuka pabrik di Yordania dan kemudian usahanya berkembang.

Lalu pemiliknya mengembangkan usaha ke Ukraina dan kembali menawarkan
Iskandar dan rekannya. Bukan hanya itu, dia pun membolehkan Iskandar
merekrut tambahan pekerja.

Iskandar selanjutnya mengajak pekerja tambahan hingga jumlah mereka menjadi sembilan orang. Termasuk Muhammad Aris Wahyudi, anak kandungnya sendiri.

Menurut Ayi, dia sempat mendampingi suaminya saat masih bekerja di
Yordania. Namun saat suaminya pindah bekerja ke Ukraina, dia kembali ke
Tanah Air.

Setelah melalui proses pemindahan dari Yordania pada 2017, Iskandar dan
rekan-rekannya mulai bekerja efektif di Ukraina sejak 2018. Pada tahun ini Ayi sebenarnya sudah berencana menyusul suaminya ke Ukraina.

Namun rencana tersebut batal karena terjadi konflik Rusia-Ukraina. Daerah tempat sang suami bekerja termasuk salah satu zona perang.

Ayi menuturkan dirinya tidak terkejut perang antara Rusia dengan Ukraina bisa meletus. Jauh sebelum perang dimulai, suaminya sudah beberapa kali bercerita soal ketegangan yang terjadi antar kedua negara.

"Suami saya selalu update, dan bilang sepertinya ini bakal perang," ujarnya.

Namun dia tidak menyangka perang akan berkecamuk sebesar ini. Sang suami serta rekan-rekannya pun terjebak di tengah situasi itu.

Sekitar satu bulan sebelum perang, menurut Ayi, sang suami sebenarnya sudah intens berkomunikasi dengan KBRI di Ukraina mengenai perkembangan situasi di sana. Bahkan pihak KBRI sudah menjanjikan akan melakukan evakuasi sebelum perang meletus.

Suaminya juga sudah mengatakan ke Ayi dengan penuh keyakinan bahwa dirinya akan kembali ke Tanah Air sebelum perang terjadi. Namun hingga perang sudah berkecamuk, mereka belum kembali.

Menurut Ayi, suami dan rekan-rekannya juga tidak dapat pergi begitu saja dari negara itu, atau pulang sendiri. Pemilik pabrik tidak memperkenankan mereka pergi bila tidak dijemput pihak KBRI karena alasan keamanan.

Ayi mengatakan dirinya memaklumi berbagai rintangan yang dihadapi para
diplomat RI yang hingga kini masih berusaha memulangkan suaminya. Sambil bertutur dia pun tampak berusaha tegar dengan selalu tersenyum, memeluk putra bungsunya yang masih berusia empat tahun. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya