Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Sembilan Warga Sumut Terjebak di Zona Perang Rusia-Ukraina

Yoseph Pencawan
08/3/2022 13:14
Sembilan Warga Sumut Terjebak di Zona Perang Rusia-Ukraina
Bangunan di Ukraina yang rusak terkena bom Rusia.(AFP)

SEMBILAN warga Sumatera Utara (Sumut) hingga kini masih terjebak di zona perang Rusia-Ukraina. Mereka berada di kota Chernihiv yang berjarak sekira dua jam perjalanan dari kota Kiev.

Kesembilan warga yang terjebak di Ukraina tersebut diketahui setelah pihak keluarga mendatangi Pemkot Binjai, kemarin. Lalu Pemkot Binjai memfasilitasi diadakannya komunikasi virtual dengan mereka, di Binjai Command Center (BCC) pada hari itu juga.

"Dari sembilan orang tersebut, enam orang di antaranya warga Binjai dan tiga lainnya warga Langkat," ungkap Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kota Binjai Hamdani Hasibuan, Selasa (8/3).

Menurut Hamdani, komunikasi virtual ini diinisiasi Dubes RI untuk Ukraina periode 2017-2021 Yuddy Chrisnandi dan PWI Kota Binjai. Selain pihak keluarga dan sejumlah pejabat Pemkot Binjai, zoom meeting itu juga diikuti para diplomat terkait. Dari pertemuan itu didapat informasi lebih detil mengenai keberadaan dan kondisi mereka.

Kesembilan orang tersebut datang ke Ukraina untuk mencari nafkah dengan bekerja di sebuah Pabrik Plastik di Kota Chernihiv sejak 2018. Menurut kesembilan pekerja, daerah tempat mereka bekerja itu termasuk menjadi zona perang.

Iskandar, salah satu dari pekerja menuturkan khawatir dengan keselamatan diri dan rekan-rekannya. Meski demikian, mereka masih yakin tempat mereka bersembunyi masih dapat mengamankan mereka. "Saat ini kami tidak di Bunker lagi. Kami sekarang bersembunyi di lantai bawah pabrik," ujarnya.

Syukurnya, kebutuhan makanan mereka untuk sementara waktu masih cukup. Stok makanan mereka diberikan pemilik pabrik. Yang paling mereka khawatirkan saat ini adalah keamanan dan keselamatan.

Ariadiyah, istri Iskandar, mengatakan hingga kini dirinya masih bisa melakukan komunikasi melalui video call dengan suaminya. Namun demikian, dia sangat khawatir dengan keamanan dan keselamatan suaminya.

"Kami berharap kepada Pemerintah Indonesia agar segera melakukan evakuasi mereja dan dipulangkan ke Indonesia," tutur Ariadiyah. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik