Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Hotel dan Tempat Penginapan di NTB Bersiap Sambut MotoGP Mandalika

Mediaindonesia.com
22/2/2022 14:00
Hotel dan Tempat Penginapan di NTB Bersiap Sambut MotoGP Mandalika
Desa Wisata Sade di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi salah satu tempat untuk mendukung gelaran MotoGP Mandalika.(MI/SUSANTO)

GELARAN MotoGP yang bakal berlangsung di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 20 Maret 2022, kembali menggairahkan industri pariwisata Lombok. Paket-paket wisata mulai dijual bagi mereka yang ingin menyaksikan gelaran seri lomba balap motor bergengsi dunia tersebut. Sejumlah hotel dan penginapan pun tengah bersiap menyambut tamu mereka.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi mengatakan, para penggemar MotoGP yang hendak menyaksikan langsung gelaran MotoGP Mandalika tidak perlu khawatir dengan ketersediaan hotel. Karena, menurut Yusron, penginapan di Lombok masih tersedia dengan banyak pilihan kamar dan lokasi menginap.

"Tidak perlu khawatir soal hotel dan penginapan karena memang masih banyak tersedia dengan berbagai pilihan," kata dia dalam keterangannya di Lombok, Selasa (22/2).

Dari jumlah kamar yang terdata sebanyak 23.889, 75% di antaranya yang beroperasi karena masih banyak akomodasi yang terpaksa masih tutup karena pandemi covid-19 serta memerlukan proses perbaikan.

Adapun sebanyak 17.833 (75%) kamar potensial tersedia terdiri atas hotel bintang dan non-bintang 7.816, melati 1.659, vila 1.025, bungalow 1.030, homestay 3.060, rusun 245, camping ground 2.600, dan sarhunta 398.

Untuk hotel berbintang dari 17.833 (75%} dominan terdapat di Mataram yakni sebanyak 2.829 kamar, kemudian Senggigi 2.077 dan Mandalika 1.167. Adapun selebihnya tersebar di Gili Tramena, Pemenang, dan Sembalun. Sedangkan homestay dari yang total terdata 3.060, sebagian besar berada di Mandalika yakni 1.695 kamar, kemudian Senggigi, Lingsar-suranadi, Tetebatu dan sekitar, Gili Tramena, serta Sembalun.

Dari yg beroperasi 17.833, yang telah di-booking (terisi) sebanyak 9.855 (55%) dengan rincian 6.534 hotel bintang dan non-bintang, umumnya di Mataram 2.731 kamar, Senggigi 1.927 kamar, dan Mandalika 1.167 kamar. Berikutnya homestay sebayak 1.528 dengan tingkat ketersedian terbanyak di Mandalika dan sekitar.

Lantas 45% atau 7.978 kamar yang belum terisi atau kamar yang masih tersedia dengan rincian 1.135 berupa hotel berbintang dominan berada di Gili Tramena dan Pemenang hingga Senaru, sekitar 931 potensi kamar baik bintang 3 ke atas 914 unit dan bintang 2 dan 1 sebanyak 17.

Kemudian sebaran lokasi kamar berbintang yang tersedia berada di Mataram 98 kamar, Sembalun 51 kamar, Jerowaru 25 kamar, Tetebatu 6 kamar, Lingsar Suranadi 22 kamar, Sekotong 19 kamar. Sedangkan di area Senggigi yang masih tersedia hotel bintang di Puri Bunga 44 kamar, Vila 3 kamar, dan Montana 2 kamar.


Baca juga: Pemprov Sumbar Gandeng Influencer Promosikan Mentawai


"Adapun homestay masih ada 1.480 kamar di spot utama homestay seperti Mandalika, Lingsar Suranadi 315, Sembalun 66, Tetebatu 39 dan Senaru 44. Untuk camping ground karena baru proses persiapan sehingga relatif masih kosong potensial 2.600. Untuk bungalow masih ada 835 kamar di Gili Tramena 705, Vila 515 di Gili Tramena dan Sembalun 93 dan Jerowaru 22 Tetebatu sampai Labuhan Haji 14.

"Sedangkan hotel melati 811 banyak tersedia di Mataram, 485 Senggigi 116 Gili Tramena 73, Sekotong 90, Sembalun 32, dan Batukliang hingga Kopang tersedia 15," ujar Yusron.

"Data ini tentu akan mengalami perubahan seiring penambahan tiket maupun kepastian booking yang sudah dilakukan," sambungnya.

Soal tarif serta penginapan Yusron menilai masih tampak normal. "Berdasarkan pantauan kami di luar klaster utama Mandalika, Mataram, dan Senggigi masih menerapkan tarif relatif normal," kata Yusron.

Ia mengimbau para pengusaha perjalanan wisata hendaknya menerapkan harga yang baik agar dapat menumbuhkan dan makin memberi kepercayaan kepada NTB untuk menggelar event sekaliber MotoGP.

"Harapan kita semua pelaku pariwisata membuat paket perjalanan wisata memberi alternatif berwisata yang beragam kombinasi alam, seni budaya, dan produk ekraf (ekonomi kreatif)," ujarnya.

Yusron berharap homestay bisa menjadi pilihan terbaik yang memberikan sensasi tersendiri. Ini bisa dilakukan sebelum GP berlangsung atau sesudah. Misalnya menginap dua hari plus nonton di hari terakhir maupun sesudahnya yakni nonton dulu baru berwisata ke Gili Sembalun, Senaru, maupun desa wisata.

"Kenaikan harga dari penginapan saat gelaran MotoGP, semoga dibarengi  dengan kualitas pelayanan dan juga menambah benefit bagi pengunjung baik berupa tampilan atraksi di hotel atau mengajak tamu melihat di klaster seni budaya maupun menambah local tour sembari bonus produk ekraf," pungkasnya. (RO/S-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya