DINAS Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulawesi Tengah, terpaksa menutup delapan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Banggai. Hal ini karena sejumlah guru dan muridnya terjangkit Covid-19.
Sebelum menutup delapan SMA tersebut, Disdikbud melakukan tes Covid-19 untuk memaksimalkan pembelajaran di sekolah agar terhindar dari penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Namun, saat melakukan tes bersama Dinas Kesehatan ditemukan sejumlah murid dari delapan sekolah yang ada di Kota Palu, Kabupaten Banggai, dan Sigi terjangkit Covid-19.
"Dari hasil tes swab ada murid dan guru positif Covid-19 sehingga kami harus menutup sekolah tersebut selama lima hari kedepan," ungkap Plt Kepala Disdikbud Sulteng, Yudiawati Vidiana di Palu, Rabu (16/2).
Menurutnya, meski sekolah tersebut ditutup selama lima hari, namun proses pembelajaran tetap dilaksanakan. "Pembelajaran tetap, tapi dalam jaringan atau daring," tegas Yudiawati.
Delapan sekolah yang ditutup sementara itu adalah empat sekolah di Kabupaten Banggai, satu sekolah di Kabupaten Sigi, dan tiga sekolah di Kota Palu.
Yudiawati menyebutkan, saat ini Disdikbud bersama Dinkes masih melaksanakan tes Covid-19 di seluruh sekolah yang ada di Sulteng. Sehingga, jika ditemukan ada lagi guru atau murid yang terjangkit Covid-19, kemungkinan besar sekolah yang akan ditutup akan bertambah.
"Saat ini kami masih fokus untuk melaksanakan tes swab kepada guru dan murid," ujarnya.
Yudiawati menambahkan, untuk penutupan sekolah tersebut baru diputuskan selama lima hari. Namun, jika murid dan gurunya belum sembuh dari Covid-19, maka delapan SMA itu masih akan ditutup selama lima hari kedepan.
"Jadi ada perpanjangan penutupan selama lima hari. Kita berharap murid dan guru yang terjangkit tersebut segera sehat kembali," tandasnya. (TB/OL-10)