KASUS sapi mati mendadak di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, dipastikan akibat serangan nyamuk dan lalat. Dalam beberapa hari terakhir, belasan sapi ternak milik warga Desa Kara, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, ditemukan mati setelah terserang demam atau yang biasa disebut flu sapi.
Hasil penyelidikan yang dilakukan tim Kesehatan Hewan Sampang menyatakan kasus tersebut disebabkan oleh virus Bovine ephemeral fever (BEF) yang penularannya melalui nyamuk dan serangga lain. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sampang, Hendra Gunawan, mengatakan pihaknya sudah melakukan autopsi pada sapi-sapi yang mati mendadak tersebut.
"Setelah dilakukan autopsi tim kesehatan hewan memastikan bahwa sapi-sapi yang sakit dan mati mendadak itu terserang virus BEF atau virus yang ditularkan oleh nyamuk," katanya, Minggu (30/1). Diketahui, sapi-sapi yang mati itu mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung serta terjadi pembengkakan di beberapa organ bagian dalam.
Dari keterangan sejumlah pemilik hewan ternak tersebut, diketahui sebelum mati, tubuh sapi mengalami suhu tinggi, kaki pincang, dan lumpuh. "Itu merupakan gejala utama flu sapi atau BEF," kata Hendra Gunawan.
Selain belasan sapi yang mati mendadak, terdapat beberapa sapi yang mengalami gejala serupa dan masih dilakukan upaya perawatan dengan pemberian obat. Kasus kematian sapi ternak tersebut disebabkan keterlambatan penanganan.
Para pemilik sapi tidak segera melapor ke petugas kesehatan hewan sehingga tidak segera mendapatkan penanganan. Padahal tingkat penularan penyakit tersebut cukup cepat.
Baca juga: Barikade 98 Jatim Dukung Erick Thohir Jadi Capres 2024
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sampang, kata Hendra, sudah melakukan penyuluhan, terutama berkaitan dengan kebersihan lingkungan kandang. "Rata-rata peternak sapi di sini ialah peternak rumahan yang cara beternaknya sangat tradisional, sehingga kurang menjaga kebersihan di sekitar kandang ternak," jelas dia. (OL-14)