Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMBANGUNAN Jembatan Naen senilai Rp19 miliar di Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah rampung 90%, Jumat (21/1).
Sebelumnya, warga di daerah itu memprotes pemerintah daerah karena menilai pembangunan jembatan berlarut-larut.
Kepala Cabang PT Citra Timor Mandiri Boby Ludony Manu Nait mengatakan meskipun hujan dan banjir di sungai, pengerjaan jembatan sepanjang 120 meter tersebut terus berjalan.
Baca juga: DBD Mulai Mewabah di Manggarai Barat
"Progresnya sekarang bisa dibilang 90% karena tinggal pasang rangka baja dan cor plat lantai saja. Memang saat ini kita tidak bisa kerja full satu hari atau 8 jam kerja, hanya kerja 3-4 jam karena hujan," ujarnya.
Menurutnya, saat ini, lokasi pekerjaan tepat di aliran sungai sehingga pekerja harus ekstra hati-hati karena kendati tidak turun hujan di lokasi proyek, jika hujan di daerah hulu, tetap ada banjir.
"Saya alami kerugian karena beberapa kali banjir menyapu seluruh material batu pecah, pasir, skafuling kayu dan bahan lain termasuk bronjong yang sementara difabrikasi. Itu terjadi beberapa kali. Tapi itu risiko kita sebagai kontraktor," katanya.
Menurutnya, anggaran proyek yang bersumber dari APBD II Timor Tengah Utara tersebut tidak mangkrak karena pekerjaan di lapangan terus berlangsung.
"Kalau mangkrak itu artinya saya habis tanda tangan kontrak ambil uang kemudian saya tinggalkan tidak kerja. Tapi ini kan kita kerja terus. Bahkan, waktu Natal, pekerja proyek tetap kerja tahun baru kerja, bahkan minggu saja kerja. Artinya masih berkomitmen untuk selesaikan," jelasnya.
Boby Ludony menjelaskan masa pengerjaan proyek jembatan Naen selama 150 hari kalender kerja, mulai Juli sampai Desember 2021, dan lanjut dikerjakan hingga saat ini mengingat adendum waktu 50 hari.
"Saya tetap kerja sampai sekarang karena ada adendum juga, dan bayar denda. Tapi saya perkirakan selesai pertengahan Februari 2022," ujarnya.
Dalam waktu pengerjaan proyek Juli-Desember 2021, konsultan proyek memberhentikan sementara pembangunan jembatan selama dua minggu untuk dibuatkan adendum, dan hal itu juga diketahui Binamarga Dinas PUPR TTU.
"Alasan diberhentikan itu karena disuruh boring test (pengujian tanah untuk mengetahui kondisi tanah setiap layer hingga sampai ke tanah keras) dan soundir (menganalisa dan mengukur kedalaman dan daya tahan tanah) ulang. Dari pendamping dan Dinas PUPR TTU setuju untuk boring dan sounding ulang. Jadi setelah 2 minggu buring dan soundir ulang, saya lanjut kerja lagi," jelasnya.
Selain itu, ada perubahan pada sumuran pir dari yang semula 5 meter menjadi 8 meter. Kemudian, ada perubahan rangka baja dari tipe A ke tipe B.
Alasannya, jembatan dibangun di jalan kabupaten sehingga harus menggunakan tipe B. Akibatnya terjadi selisih berat jembatan mencapai 20 ton atau senilai Rp1 miliar.
"Di Contract Change Order (CCO) atau perubaahan aturan kontrak mengingat pekerjaan yang besar, kompleks, unik, dinamis, dan risiko tinggi). Di adendum itu, CCO itu ada penambahan pasangan batu, ada penambahan galian dan timbunan. Terus rencana awal tidak ada bronjong, dibuat buat bronjong pengamanan tebing akibat badai seroja karena perencanaan jembatan 2015 sedangkan pelaksanaan 2021," ungkapnya. (OL-1)
Pemasangan Bendera Merah Putih di Jembatan Sesek Bantul
Jembatan yang berada di Desa Kutapohaci, Kecamatan Klari itu menghubungkan dua kecamatan, yakni Ciampel dan Klari.
Pramono Anung-Rano Karno bertemu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Simpang Susun Semanggi, Kamis (19/9/2024) siang.
Penutupan itu, dirasa lebih baik guna meminimalisir getaran atau faktor lainnya yang menganggu terhadap struktur jembatan sampai penggantian pot bearing selesai.
Sudin SDA, Bina Marga serta Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Pusat berkolaborasi untuk menyusun konsep penataan kawasan kolong jembatan bantaran Kali Ciliwung di Pegangsaan ini.
SUMUR resapan yang dibuat di bawa jalan layang dan bedekatan dengan tiang pancang tidak akan mengganggu konstruksi beton tersebut.
Karena belum ada vaksin, kegiatan vaksinasi di kabupaten tersebut terhenti selama dua pekan.
PEMBANGUNAN Jembatan senilai Rp19 miliar bersumber dari APBD II TTU, dikerjakan sejak Juli 2021 dan dijadwalkan rampung pada Desember 2021 belum kelar juga hingga Januarim 2022
Terminal ini dibangun untuk menghubungkan kendaraan dari Timor Leste maupun Kupang dengan anggaran sekitar Rp28,7 miliar
"Lokasinya jauh dari permukiman penduduk dan memang lumpur tidak mengalir ke wilayah Napan karena topografi yang berbukit,"
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyaksikan langsung kegiatan kolaborasi ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved