Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banjir di Sikka Membawa Berkah bagi Penyedia Jasa Pikul

Gabriel Langga
06/1/2022 10:26
Banjir di Sikka Membawa Berkah bagi Penyedia Jasa Pikul
Penyedia jasa pikul kendaraan di(MI/Gabriiel Langga)

BAGI banyak orang banjir tentunya menyisakan trauma, kesulitan dan penderitaan. Lain halnya dengan beberapa warga yang ada di Desa Koro Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Yang mana, banjir tersebut ada beberapa warga harus beralih profesi sementara menjadi jasa pikul kendaraan roda dua.

Hal ini dilakukan karena jembatan gantung Kaliwajo yang menjadi akses utama putus diterjang banjir pada Desember 2021, namun juga belum diperbaiki oleh pemerintah. Terpaksa warga yang membawa kendaraan roda dua yang ingin melintas harus mengeluarkan sedikit uang untuk membayar jasa pikul kendaraannya.

Tidak tanggung-tanggung, keuntungan yang diperoleh oleh warga yang menawarkan jasa pikul cukup terbilang bagus. Dalam seharinya, mereka bisa meraup keuntungan per orang Rp100 ribu. Selain itu, warga juga harus membayar jasa pikul barang apabila barang bawaannya cukup banyak dan tidak bisa menyeberangi kali tersebut.

Jasa pikul kendaraan masih terus berlangsung sampai belum ada niat pemerintah untuk melakukan perbaikan jembatan gantung Kaliwajo putus tersebut selagi hujan deras terus melanda wilayah Kabupaten Sikka.

Salah satu warga Korobhera, Yos mengaku dirinya bersama kawan-kawan tidak mematok berapa harga yang harus dibayar bagi mereka yang ingin menggunakan jasa pikul kendaraan roda dua. Yang mana, ada orang yang membayar dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000. persatu motor kendaraan.

"Dalam sehari bisa mendapatkan penghasilan Rp 100.000. Kami tidak paksa mau bayar atau tidak. Semua tergantung pemilik kendaraan dan barang. Mereka bayar berapa saja kita terima. Prinsipnya membantu saja," ungkap Yos, Kamis (6/1).

Sementara itu, Albertus warga Korohbera mengaku kondisi ini sudah berlangsung selama satu tahun akhir, pasca ambruknya jembatan gantung akibat diterjang banjir bandang tahun 2021 lalu. " Mau tidak mau, warga desa harus menyeberangi derasnya arus sungai agar
perekonomian bisa berjalan dengan mengeluarkan sedikit uang untuk membayar jasa pikul," kata dia.

Dia sampaikan setelah jembatan gantung ambruk, aparat Pemerintah Kabupaten Sikka sudah pernah datang melihat agar bisa membangun kembali jembatan. Namun hingga kini jembatan yang dijanjikan tak kunjung pun dibangun.

"Kalau pemerintah tidak segera diperbaiki, maka di musim hujan, kondisi ini akan terus berlanjut. Yang mana, warga yang ingin melewati harus keluarkan uang bayar jasa pikul," pungkas dia. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya