Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Vanili Mulai Jadi Primadona Ekspor Sumut

Yoseph Pencawan
28/12/2021 22:08
Vanili Mulai Jadi Primadona Ekspor Sumut
Tanaman vanili(ANTARA)

KOMODITAS Vanili dan produk turunan yang berasal dari Sumatera Utara mulai diminati eksportir karena memiliki kualitas yang mampu bersaing di pasar dunia. Seperti yang diungkapkan Hendi Situmorang, Perwakilan PT Sumber Bukit Jaya, salah satu eksportir vanili terbesar di Sumut.

Menurut dia, vanili merupakan komoditas pertanian yang bernilai tinggi. "Dari sisi pengiriman saja kita harus menggunakan transportasi udara, tidak bisa disamakan dengan komoditas lain yang dikirim lewat laut," ujarnya, Selasa (28/12).

Sejauh ini, kata dia, vanili dari Sumut sudah menarik minat banyak negara di Eropa dan Asia yang kemudian menjadi tujuan ekspor. Produk vanili yang dikirim adalah buah yang sudah dikeringkan (vanili bean) atau sudah menjadi bubuk.

Produk Vanili dari Sumut digunakan untuk berbagai kegunaan. Di antaranya sebagai bahan perasa makanan, pewangi, kosmetik dan banyak kegunaan lain. Saat ini Sumut mulai memiliki beberapa daerah sentra vanili dan yang terbesar adalah Kabupaten Karo diikuti daerah-daerah di sekitar Danau Toba, kemudian Deliserdang dan Langkat.

Menurutnya selain menjadi sentra utama, kualitas vanili dari Tanah Karo relatif lebih bagus dari daerah-daerah lain di Sumut. Bahkan kualitas vanili dari Tanah Karo juga merupakan yang terbaik di Indonesia.

Dikatakan Sumut sudah mampu memproduksi 10 ton Vanili setiap bulan, yang mana seperempat di antaranya berasal dari Desa Perbesi di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo. Kendati demikian, dia mengakui bahwa kualitas vanili dari Perbesi masih butuh peningkatan bila mengacu pada standar pasar dunia.

Secara fisik, ukuran buah masih perlu diperbesar dan tingkat kematangan juga masih perlu lebih diperhatikan saat panen. Upaya memperbesar buah vanili menurut dia sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah buah pada setiap tandan dan mengurangi jumlah tandan dari setiap pohon.

Produksi buah juga akan jauh lebih baik bila aktivitas perawatan dilakukan secara rutin, bahkan hingga pada keteraturan jam. Jika hal-hal itu dilakukan, maka petani akan mendapat 1 kg vanili hanya dengan 25-30 buah berbeda dari saat ini yang membutuhkan hingga 70 buah.

"Mengiringi kebijakan Gratieks yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya pun menargetkan peningkatan volume ekspor hingga tiga kali lipat pada 2022. Bahkan kami optimistis volume ekspor vanili dari Sumut dapat meningkat hingga lima kali lipat," jelasnya.

Karena itu dia mengatakan sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan. Seperti dengan memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petani Vanili di Desa Perbesi. Dia berharap Karantina Pertanian Medan terus melanjutkan program bimtek ini ke daerah-daerah penghasil Vanili yang lain di Sumut dan Kabupaten Karo khususnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya