Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
NILAI kerugian bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat, selama 2021 mencapai Rp9.073.135.350. Kerugiannya meliputi kerusakan bangunan serta infrastruktur dan fasilitas lainnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan taksiran nilai kerugian berasal dari 209 kali bencana selama periode Januari hingga pertengahan Desember 2021. BPBD mencatatkan semua kejadian bencana berikut taksiran nilai kerugiannya melalui Sistem Informasi Elektronik Data Bencana alias SiEdan. "Taksiran nilai kerugian bencana mencapai Rp9 miliar lebih," kata Zulkarnain, Minggu (19/12).
Ia menyebut taksiran nilai kerugian berasal dari 6 jenis bencana yang terjadi di Kota Sukabumi. Rinciannya, taksiran nilai kerugian dari 40 kali banjir sebesar Rp.2.113.550.000, cuaca esktrem sebanyak 74 kali dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp1.361.700.000, kebakaran sebanyak 27 kali dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp3.747.500.000, tanah longsor sebanyak 64 kali dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp1.780.385.350, serta puting beliung sebanyak 2 kali dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp70 juta. "Untuk gempa yang terjadi 2 kali di 7 kecamatan tidak menimbulkan kerugian," bebernya.
Akibat bencana di Kota Sukabumi, sebanyak 143 kepala keluarga terdampak. Bahkan menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 2 orang. "Luasan area yang terdampak dari berbagai bencana sekitar 54,62 hektare," ungkapnya.
Nilai kerugian bencana paling besar terjadi pada November. Pada bulan itu terjadi 58 kali bencana dengan taksiran nilai kerugian mencapai Rp3.206.572.850 dan luas area terdampak lebih kurang 22 hektare.
"Ada 369 unit bangunan yang terdampak bencana selama November. Sebanyak 319 unit terdampak bencana banjir karena memasuki November curah hujan sangat tinggi," jelas Zulkarnain.
Sebaran jumlah kejadian bencana di Kota Sukabumi meliputi Kecamatan Gunungpuyuh sebanyak 45 kali, Kecamatan Lembursitu sebanyak 40 kali, Kecamatan Cikole sebanyak 34 kali, Kecamatan Warudoyong sebanyak 27 kali, Kecamatan Citamiang sebanyak 24 kali, Kecamatan Cibeureum sebanyak 20 kali, dan Kecamatan Baros sebanyak 17 kali.
Berdasarkan waktu, pada Januari terjadi 15 kali bencana, Februari 8 kali, Maret 26 kali, April 11 kali, Mei 10 kali, Juni 34 kali, Juli 8 kali, Agustus 6 kali, September 12 kali, Oktober 19 kali, November sebanyak 58 kali, dan Desember hingga tanggal 15, sebanyak 2 kali. (OL-15)
Stadion Suryakencana direncanakan bakal direvitalisasi secara total.
Program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola dan menyalurkan hasil pengelolaan dana wakaf secara produktif dan tepat sasaran.
Ayep Zaki menekankan pentingnya mentalitas dan kualitas sebagai pondasi utama dalam membangun usaha kecil menengah yang berdaya saing.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kasus dugaan korupsi itu mulai diusut sejak Maret 2025. Dari berbagai tahapan, Korps Adhyaksa itu sudah mengumpulkan berbagai bahan dan keterangan.
Pemkot) Sukabumi, Jawa Barat, telah membahas program pendidikan kedisiplinan dan karakter bagi siswa bermasalah seperti disinggung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi
GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta kepada korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian.
Pascanormalisasi, pemerintah juga harus pemulihan ruang terbuka hijau yang rusak akibat infrastruktur
SEJUMLAH orangtua siswa mengaku masih kebingungan melakukan pendaftaran secara daring atau online untuk Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) 2025 di Jawa Barat (Jabar).
Dia menambahkan pendaftaran SPMB dapat dilakukan melalui kanal spmb.jabarprov.go.id atau melalui aplikasi Sapawarga.
SETARA Institute mengecam penyegelan masjid Ahmadiyah di Kota Banjar, Jawa Barat dan mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun tangan
Direktur Jenderal Kesehatan Layanan Primer dan Komunitas Kemenkes, Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka kematian ibu dan bayi tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved