Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENDUKUNG pengembangan pariwisata di Pulau Flores dan menciptakan pariwisata baru di Pulau Flores selain Labuan Bajo dengan keindahan alam dan komodonya, Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, meluncurkan tagline Nagekeo The Heart of Flores, Rabu (8/12). Ini untuk memperkenalkan kabupaten yang berada di tengah pulau Flores ini ke mata dunia internasional.
Pada acara peluncuran tersebut juga didampingi Bupati Ende, Djafar Achmad. Sebelum peluncuran sejumlah produk ditampilkan pada sejumlah pengunjung. Produk unggulan ini berasal dari desa-desa pada sejumlah kecamatan di kabupaten Nagekeo, di antaranya Kopi Leder dari Desa Legu Deru, Kopi Ebulobo Desa Lajawajo, keripik pisang, sirup pala dari Pajoreja, keripik talas dari Desa Wuliwalo, aneka keripik dari ubi, aneka olahan daun kelor dari Desa Marapokot, serta minyak kemiri dari Desa Lewangera.
Selain itu beberapa tarian tradisional seperti Toda Gu yang ditampilkan oleh sejumlah pelajar SMP dan alat musik tradisonal Suwito dari desa Ululoga. Menurut Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do, peluncuran tagline ini tidak sekadar peluncuran dan gegap gempita tetapi sudah dikaji secara seksama, baik secara ilmiah, budaya, maupun sejarah atau historis selama 2 tahun.
Don mengatakan secara topografi kabupaten Nagekeo tepat berada di tengah Pulau Flores dan ini tentu sangat menguntungkan buat kabupaten ini. Don menjelaskan secara budaya, Nagekeo memiliki keberagaman budaya. Ada tiga budaya seperti di dataran utara Mbay, tengah Boawae, serta pantai selatan Ma'u, dengan ritual dan tata cara adat yang berbeda serta tarian. Belum lagi sejumlah kampung adat yang kearifan, keaslian, dan filosofinya masih terpelihara dengan baik sehingga keunggulan budaya ada di Nagekeo.
Selain itu, secara bentang alam ada gunung berapi di sisi selatan yang subur dengan aneka rempah dari pala, cengkih, buah, serta sabana, dengan ternak sapi dan domba di bagian utara. "Nagekeo persis berada di tengah. Nagekeo memiliki beberapa alasan topografi, budaya ada tiga yang besar, ditambah dengan budaya yang beririsan di timur ada Toto yang beririsan dengan Ende. Secara histori, Jepang sudah melihat tempat ini sangat strategis seperti gua Jepang, bandara yang dinamai Jepang dengan nama Surabaya 2. Ini daerah yang diperhitungkan, 1 dari 3 bandara yang dibangun Jepang di Indonesia selain Morotai. Soal tenunan ada tiga pola dasar, yakni telo poi, songket dhowik, hoba nage. Ada banyak tarian adat dan ritual adat yang berbeda. Datang ke Nagekeo sudah melihat Flores sesungguhnya," jelas Don.
Don juga menambahkan ada keragaman alam, gajah purba atau stegedon, tiga ring di Nagekeo yang punya kekuatan sendiri, baik alam serta religi, seperti Ebulobo dan Amagelu. Don menilai potensi itu harus diberi tagline agar orang lebih mengingat Nagekeo. Ini membangun Nagekeo yang nyaman dan sejahtera melalui pertanian dan pariwisata.
Tanggung jawab besar sebagai orang Nagekeo yaitu harus bisa menunjukkan keragaman dan kreativitas anak-anak Nagekeo ke panggung Flores dan dunia. Karena itu, Don mengungkapkan akan terus mendorong anak-anak muda untuk menulis agar Nagekeo lebih dikenal, seperti Bangka Belitung yang diangkat penulis terkenal Andrea Hirata. "Semua harus dinarasikan dengan baik seperti gajah purba serta rempah berlimpah di bagian selatan. Dengan semakin banyak anak muda menulis, Nagekeo akan dikenal dunia," ungkapnya.
Baca juga: Uskup Sensi: Masa Depan Flores Ada di Utara
Bupati Ende, Djafar Achmad, menyatakan sangat mengapresiasi yang dilakukan Kabupaten Nagekeo dan berharap bisa membangun kerja sama antardua kabupaten ini sehingga Flores bagian tengah juga dikenal dunia. "Saya mengapresiasi Kabupaten Nagekeo, karena Kabupaten Nagekeo ialah jantungnya Flores dan kami Ende ialah salurannya," pungkas Djafar. (OL-14)
Diharapkan ajang ini menjadi sarana efektif untuk menarik lebih banyak wisatawan asing ke Indonesia, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara.
Masa karantina bukan hanya ajang pelatihan teknis, tetapi juga momentum penting untuk membentuk karakter dan mentalitas sebagai seorang duta bangsa.
Sebanyak 400 peserta ambil bagian lomba makan otak-otak ini. Uniknya para peserta mengenakan beragam kostum unik untuk menarik perhatian para juri.
Lembang, sebuah kawasan yang terletak di utara Bandung, Jawa Barat, menyimpan berbagai keindahan alam dan atraksi wisata
Cafe Dapur Inches berlokasi di Pantai Harnus kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Yuk dukung film Women from Rote Island, film karya sineas Jeremias Nyangoen.
Ada versi untuk anak-anak dengan gerakan lebih mudah, sedangkan untuk lansia meminimalisir risiko cedera
Insan Bumi Mandiri dan ASEAN Foundation memberdayakan masyarakat di wilayah pedalaman, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mendorong daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bentoel Group meluncurkan program Bangun Karya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved