Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tujuh Riam Bidadari di Puncak Meratus

Denny Susanto Ainan
18/11/2021 10:05
Tujuh Riam Bidadari di Puncak Meratus
Potensi wisata di lembah Nanai, Desa Ajung, pedalaman pegunungan Meratus, Kalsel.(MI/Denny S)

KAWASAN Pegunungan Meratus di Provinsi Kalimantan Selatan menyimpan banyak kekayaan alam, keanekaragaman hayati serta potensi wisata alam yang sangat menawan. Ibarat sekeping surga tersembunyi di tengah belantara hutan tropis
yang merupakan paru-paru dunia.

Diantaranya keberadaan riam, dalam bahasa lokal rampah atau sering disebut air terjun yang mempesona. Bahkan ada banyak riam tersebar di kawasan Pegunungan Meratus. Beberapa waktu lalu Tim Ekspedisi Kopi Meratus 1000 mdpl menyusuri dan menikmati keindahan riam Pegunungan Meratus di sepanjang hutan keramat/adat Dusun Pantai Mangkiling, Kecamatan Hantakan, Hulu Sungai Tengah.

Suasana musim penghujan membuat debit air yang memenuhi hulu riam, sungai dan sela-sela bebatuan cukup deras. Air yang mengalir sangat jernih menandakan kondisi hutan yang masih terjaga. Riam dan sungai menjadi sumber air bagi kebutuhan tim ekspedisi.

Selain untuk keperluan memasak atau membuat seduhan minuman panas, kopi dan teh, sumber air ini dapat diminum secara langsung tanpa dimasak terlebih dulu.

Setidaknya ada tujuh riam di kawasan hutan keramat Dusun Pantai Mangkiling ini. Beberapa warga mempercayai riam atau rampah ini menjadi tempat pemandian para bidadari sehingga disebut riam "tujuh bidadari".

Rampah dimaksud yaitu air terjun tumaung, air terjun masangsing, air terjun sungai hambawang, air terjun libaru batu, air terjun miyungkang, air terjun pemandian anggang, air terjun hulu marih.

"Sebenarnya masih banyak rampah lainnya yang dapat dijadikan obyek wisata seperti air terjun ayakan baras misalnya. Namun keberadaan riam atau rampah ini sangat dipengaruhi kondisi hutan Meratus. Karena itu kami berharap adanya dukungan pemerintah agar kawasan hutan Meratus tidak dieksploitasi," ungkap Sahran, Ketua Pokdarwis P2M Dusun Pantai Mangkiling yang menjadi pemandu tim 1000 mdpl.

Riam Miyungkang

Salah satu riam yang dikunjungi tim 1000 mdpl adalah Riam Myungkang, berlokasi di ketinggian sekitar 500 mdpl. Belum ada track khusus yang dibangun menuju air terjun ini, sehingga untuk menjangkau Riam Myungkang harus melalui jalan setapak di lereng perbukitan nan terjal.

Ini cukup memacu adrenalin, karena jika salah sedikit melangkah maka akan terperosok ke jurang dengan bebatuan besar menanti di bawah. Namun keindahan riam myungkang yang mempesona membuat segala kesulitan dan rasa capek selama di perjalanan seketika sirna.

Hempasan air terjun setinggi kurang lebih 10 meter di sela bebatuan dengan debit yang besar menimbulkan suara gemuruh dan memercikan embun dingin di sekitar telaga. Di bagian hilir masih tersisa pipa-pipa sebuah pembangkit listrik mikro hidro yang sudah rusak.

"Dulu ada pembangkit listrik di sini tetapi sudah rusak, karena banjir dulu," tutur Abar, warga lokal yang menjadi porter dalam ekspedisi 1000 mdpl ini.

Tanpa berlama-lama anggota tim langsung memanjakan diri dengan mandi di tengah telaga yang jernih. Sebagian beristirahat sambil menyantap bekal setelah menempuh perjalanan melelahkan dan sebagian lagi mendokumentasikan keindahan riam myungkang.

"Pemda Hulu Sungai Tengah menjadikan pariwisata sebagai prioritas pembangunan, selain pertanian dan jasa. Meski kaya potensi SDA terutama batubara masyarakat kami tegas menolak tambang atau dikenal dengan gerakan Save Meratus," ungkap Ahmad Yani, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Ada banyak obyek wisata alam di wilayah yang berada tepat di tengah kawasan Pegunungan Meratus ini. Antara lain berupa gua, air terjun atau riam, arung jeram, panorama alam hutan dan pegunungan hingga wisata budaya. (OL-13)

Baca Juga: Kopi Arabika Mulai Ditanam di Puncak Meratus

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya