Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
DARI empat Kabupaten di Indonesia, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah percepatan program perhutanan sosial melalui Forest Programme V: Social Forestry Support Programme yang dilaksanakan
selama 7 tahun dari 2021 hingga 2027.
Program tersebut merupakan kerjasama Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Pemerintah Jerman.
Dalam sosialisasi Social Forestry Support Programme yang berlangsung di Kabupaten Sikka Selasa (16/11), Sekretaris Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Ir.Erna Rosdiana mengatakan Perhutanan Sosial sebagai salah program prioritas nasional yang mendapat perhatian khusus dari presiden Jokowi sebagai salah satu program pemerataan ekonomi nasional.
Dimana pemberian akses legal pada masyarakat untuk mengelola hutan dan melakukan peningkatan kualitas lingkungan dan kualitas kesejahteraan masyarakat.
Dikatakan lagi, untuk di Indonesia hanya empat yang melaksanakan program tersebut yakni Kabupaten Sanggau di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Madiun di Provinsi Jawa Timur dan terakhir adalah Kabupaten Sikka di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dia sampaikan lagi di Nusa Tenggara Timur ada 55.454 hektar area yang sudah diberi akses legalnya dan melibatkan 18.311 kepala keluarga. Sementara itu, di Kabupaten Sikka sudah mencapai 12.753 hektar yang terdiri dari 24 unit yang diterbitkan dan 739 kepala keluarga. Sehingga kata dia ini masih perlu ditingkatkan lagi karena pihaknya sudah mengalokasikan 27.000 hektar. Yang mana, kita masih memerlukan 14 ribu hektar lagi diselesaikan akses legalnya.
"Kabupaten Sikka ini adalah salah satu dari empat Kabupaten di Indonesia yang terpilih untuk melaksanakan program Forest Programme V Social Forestry Support ini yang merupakan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman," ujar dia.
Untuk itu, Rosdiana meminta dukungan dari para pihak terutama Pemkab Sikka dan semua stakeholder untuk berperan aktif seperti dinas terkait para camat dan kepala desa di wilayah masing masing untuk menyukseskan program tersebut.
"Poin pentingnya, kerjasama ini merupakan kegiatan bersama yang didedikasikan khusus sebagai perhatian dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bagi masyarakat Kabupaten Sikka. Sehingga keberhasilan ini menjadi sukses story bagi kita bersama untuk Indonesia," ujar dia lagi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Koordinator Provinsi NTT FP V, Ir.Timbul Batubara bahwa kegiatan sosialisasi Forest Programme V ini terselenggara atas kerjasama yang baik dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi NTT dan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sikka.
Tambah dia pelaksanaan sosialisasi ini merupakan salah satu skema penguatan implementasi kebijakan perhutanan sosial.
"Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas sektoral untuk pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan fungsi lahan kawasan hutan bagi masyarakat baik dari segi sosial, ekologi dan ekonomi bagi masyarakat di sekitar wilayah hutan tersebut," ungkap Timbul Batubara.
Dia sampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun persepsi yang sama, baik kebijakan dan teknik operasional di tingkat dasar pada setiap stakeholder yang terlibat secara bersama sama, sekaligus meningkatkan pemahaman kepada masyarakat yang tinggal di wilayah hutan sosial kemasyarakatan di wilayahnya masing masing.
"Jadi kami minta kerja sama dalam mendorong pencapaian perhutanan sosial dan peningkatan usaha bisnis di Kabupaten Sikka," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo sebagai penerima program tersebut menjelaskan ada 27 ribu hektar perhutanan sosial untuk kita kelola secara bersama-sama dalam berbasis masyarakat termasuk masyarakat adat.
Untuk itu, kata dia Pemkab Sikka akan mendukung penuh pelaksanaan program percepatan perhutanan sosial ini sehingga bisa sukses kedepannya. Dukungan Pemkab Sikka dalam menyukseskan program tersebut, ia pun meminta seluruh
kepala desa yang menjadi lokasi pelaksanaan Program Forest Programme V Social Forestry Support untuk mendukung penuh implementasi program perhutanan sosial ini.
"Para kepala desa mari kita sambut program ini dengan memberikan dukungan yang luar biasa. Program ini harus sukses. Harapan saya para camat dan kepala desa untuk pelajari betul sosialisasi program ini. Saya mau program ini jadi kenangan istimewa bagi masyarakat Sikka sebelum saya akhiri jabatan saya di tahun 2023," pungkas dia. (OL-13)
Baca Juga: Pemkab Muba Dorong KWT Fokus Satu Desa Satu Produk
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Kematian tragis ibu hamil Maria Yunita dan bayinya di Kabupaten Sikka, NTT, memicu kecaman keras dari masyarakat dan organisasi masyarakat sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendukung penuh pelaksanaan Festival Maumerelogia 5 yang akan berlangsung pada 15-24 Mei 2025.
Sebanyak empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual di balik kasus Hak Guna Usaha (HGU) Tanah Nangahale di Kecamatan Talibura, Kabupaen Sikka, dilaporkan ke Polda NTT.
SEJAK tanggal 25 Januari 2025 hingga hari ini, publik masih dikejutkan oleh drama tanah HGU Nangahale di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores.
Gempa dan tsunami yang pernah melanda Teluk Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Desember 1992 silam masih menyisakan jejak geologi yang patut menjadi pembelajaran.
SEKTOR pariwisata sangat potensial untuk menambah pendapatan masyarakat serta meningkatkan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved