Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dinas Kesehatan Kudus Tunggu Kejelasan 4.000 Dosis Vaksin Kedaluarsa

Jamaah
09/11/2021 23:33
Dinas Kesehatan Kudus Tunggu Kejelasan 4.000 Dosis Vaksin Kedaluarsa
(MI/Jamaah)

HINGGA kini 4.000 dosis vaksin Aztrazeneca kedaluarsa di Kudus masih belum mendapatkan kejelasan dari BPOM dan Kementerian Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Kudus masih menunggu informasi resmi untuk melakukan tindak lanjut dapat dipergunakan lagi atau harus dimusnahkan.

Kepala Dinas Kesehatan Kudus Badai Ismoyo mengatakan, paska dilaporkannya sejumlah 4.000 vaksin Astrazeneca kedaluarsa pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut dari BPOM dan Kementerian Kesehatan. Di mana vaksin kedaluarsa itu sudah disampaikan ke kementerian sejak (25/10) lalu. Sebab tanggal kedaluarsa vaksin itu diketahui (29/10) lalu.

"Vaksin ini masih kami simpan sesuai SOP. Suhunya itu di bawah 20 derajat celcius, karena ini sambil menunggu informasinya kalau vaksin belum dalam keadaan rusak itu ED (*Expired date*) nya bisa diperbarui oleh BPOM," jelas Badai Ismoyo saat ditemui awak media, Selasa (9/11/2021).

Badai menjelaskan sejauh ini Dinas Kesehatan Kudus belum ada kejelasan apakah 4.000 vaksin Astrazeneca yang kedaluarsa itu masih bisa digunakan atau tidak. Juga belum bisa dipastikan apakah akan dikembalikan ke kementerian atau dimusnahkan, mengingat berdasarkan informasi awal dulu selama vaksin tak rusak bisa digunakan.

"Terkait masa kedaluarsa katanya sebenarnya bisa sampai dua tahun. Tetapi ini cuma dibuat enam bulan. Agar segera disuntikkan," terangnya.

Badai menambahkan vaksin-vaksin yang kedaluarsa itu semuanya jenis Aztrazeneca. Dalam persepsi masyarakat vaskin tersebut memiliki kipi yang tinggi. Sehingga masyarakat lebih memilih sinovac.

"Dalam waktu bersamaan sedang ada serbuan vaksinasi dari TNI yang berjenis sinovac. Sehingga masyarakat kemudian beralih ke situ. Meski begitu percepatan vaksinasi jenis lain terus dipercepat," tambahnya.

Terpisah Bupati Kudus Hartopo saat ditemui (8/11) menyampaikan, kordinasi terus dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kejelasan 4.000 vaksin Astrazeneca untuk ditindaklanjuti. Bersama Dinas Kesehatan berupaya mengkomunikasikan vaksin kedaluarsa agar seperti saat ini tak terulang lagi.

"Mudah-mudahan secepatnya dapat informasinya (Kemenkes RI dan BPOM). Karena terkait dengan *expired* itu dulu kita sudah pernah sinovac, ya setelah kita laporkan kordinasi dengan pusat ternyata masih bisa dilakukan lagi," jelas Hartopo.

Pihaknya berharap hal serupa juga dapat diberlalukan pada 4.000 jenis vaksin Astrazeneca yang kini tersimpan sesuai SOP. "Dari Astrazeneca pun harapan kami juga begitu," harapnya. (JA/OL-10) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya