Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Biaya Angkut Sampah dari Cimahi bakal Naik di 2023

Depi Gunawan
09/11/2021 18:17
Biaya Angkut Sampah dari Cimahi bakal Naik di 2023
Pegawai bank sampah menimbang sampah plastik kiriman nasabahnya di gudang Bank Sampah Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.(Antara/Adeng Bustomi.)

MASYARAKAT diminta memilah sampah dari sekarang untuk mengurangi beban biaya pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pasalnya, biaya angkut sampah dipastikan bakal membengkak pada 2023.

Itu seiring berakhirnya masa kontrak TPA Sarimukti. Pembuangan sampah akan dipindahkan ke TPA Regional Legoknangka di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Diketahui, Pemprov Jabar tengah mempersiapkan Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka yang diharapkan mulai beroperasi pada 2023. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Lilik Setyaningsih, mengungkapkan estimasi biaya pengangkutan sampah ke TPPAS Legok Nangka
diperkirakan mencapai Rp23 miliar per tahun dengan rata-rata 150 ton sampah per hari.

"Kemarin ada kesepakatan kalau minimal angkut sampah 200 ton sehari. Jadi kemungkinan kami mesti menyediakan anggaran lebih dari Rp23 miliar setahun," kata Lilik, Selasa (9/11).

Dia mengatakan, biaya pengeluaran pengangkutan sampah ke TPPAS Legok Nangka lebih besar daripada ke TPA Sarimukti yang mencapai Rp16 miliar per tahun. Biaya itu meliputi pembayaran Kompensasi Jasa Pelayanan (KJP) dan Kompensasi Dampak Negatif (KDN).

"Volume sampah yang dihasilkan masyarakat Cimahi mencapai 273 ton per hari. Kemungkinan ini akan terus naik hingga 300 ton dalam beberapa tahun ke depan seiring bertambahnya jumlah penduduk," ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak masyarakat berperan mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dengan pemilahan sampah sejak dari rumah. "Kami minta masyarakat berperan aktif mengurangi sampah sejak dari rumah. Sampah bisa berguna jika dikelola dengan benar," tuturnya.

Di samping mengajak memilah sampah, pemerintah telah menggulirkan program pengurangan sampah dengan metode pengolahan kompos, budi daya magot, dan permentasi dengan pengembangan skala kecil.

Baca juga: Testing Covid-19 Di Cianjur Rata-Rata 4 Ribu-5 Ribu Per Pekan

"Sudah ada 36 RW di wilayah Cimahi yang fokus membudidayakan magot. Dengan budi daya itu minimal bisa mengurangi volume sampah hingga 20%. Kalau dikembangkan lagi bisa berpotensi bisnis dan mengembangkan ekonomi masyarakat dengan membantu mengatasi masalah lingkungan," jelasnya. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya