Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Cianjur Tingkatkan Kewaspadaan Bencana

Benny Bastiandy/Budi Kansil
31/10/2021 17:48
Cianjur Tingkatkan Kewaspadaan Bencana
Ilustrasi(DOK/MI)

KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, meningkatkan kewaspadaan mulai terpantau tingginya intensitas curah hujan saat ini. Utamanya di wilayah-wilayah yang berada di kawasan tebing maupun aliran sungai.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi saat ini disertai angin kencang atau dikenal badai La Nina. Melalui perangkat teknis yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kata Herman, kesiapsiagaan dan kewaspadaan potensi bencana segera diinformasikan kepada masyarakat.

"Sekarang sedang terjadi La Nina. Saya titip kepada masyarakat, terutama yang tinggal dekat tebing atau sungai, hati-hati dan waspada," terang Herman, Minggu (31/10).

Bagi pengguna kendaraan, Herman mengingatkan potensi kerawanan pohon tumbang. Seandainya terjadi hujan lebat disertai angin kencang, Herman mengimbau lebih baik berhenti dan mencari tempat aman.

"La Nina ini bukan hanya hujan lebat, tapi juga disertai angin kencang. Bagi masyarakat yang rumahnya di sekitar pepohonan besar, juga waspada," sebutnya.

Belum lama ini semua elemen taktis di Kabupaten Cianjur, termasuk TNI dan Polri, sudah melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana menghadapi musim hujan. Di internal BPBD Kabupaten Cianjur, tutur Herman, sudah terbentuk Relawan Tangguh Bencana (Retana) di 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan. "Retana ini di setiap desa dan kelurahan masing-masing lima orang. Komunikasi terus berjalan," jelasnya.

Pemkab Cianjur pun mewaspadai semua wilayah dikategorikan berpotensi rawan bencana. Pasalnya, karakteristik wilayah di Kabupaten Cianjur masih banyak tebing dan perbukitan dengan kontur tanah labil. "Di selatan juga rawan (bencana). Insya Allah, dari segi peralatan dan perlengkapan serta personel semua sudah disiapsiagakan," pungkasnya.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur, Tedi Artiawan, mengatakan mulai memasukinya musim hujan yang ditandai dengan beberapa kali terjadi bencana hidrometeorologi membuat semua elemen harus siap siaga. Apalagi, indeks risiko bencana di Kabupaten Cianjur terbilang cukup tinggi karena karakteristik daerahnya memiliki kontur tanah yang labil.

"Kondisi saat ini sudah memasuki musim hujan. Jadi, kita perlu kesiapsiagaan menghadapi potensi kebencanaan," kata Tedi.

Potensi jenis bencana yang diwaspadai terjadi pada kondisi saat ini diantaranya tanah longsor, pergerakan tanah, banjir atau banjir bandang, maupun puting beliung. BPBD telah memetakan kerawanan daerah yang berpotensi bencana hidrometeorologi.

"Di Cianjur utara dan tengah mulai dari Puncak, itu rawan pergeseran tanah. Di dua wilayah ini memang masih banyak daerah pergunungan atau tebing-tebing. Kemudian di wilayah selatan itu rawan tanah longsor ataupun banjir," kata Tedi.

Tedi memastikan sosialisasi pencegahan bencana sudah sering dilakukan kepada masyarakat. Ditambah saat ini sudah terbentuknya Relawan Tangguh Bencana (Retana) yang tersebar di 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan.

"Ketika terjadi bencana, masyarakat sudah tahu langkah apa yang harus dilakukan. Peran Retana juga sangat penting. Di setiap desa dan kelurahan terdapat 5 orang Retana. Penanganan yang utama dan pertama saat terjadi bencana adalah nyawa manusia. Ini sudah dipahami masyarakat," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya