Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PADA Sabtu (30/10) merupakan hari yang bersejarah bagi masyarakat nelayan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk pertama kalinya dalam karier kenelayanan mereka dapat melakukan transaksi langsung dengan pembeli yang ada di Malaysia dan Jepang.
Suatu tata niaga yang selama ini nyaris tidak pernah terjadi dan terbayangkan dalam hidup mereka.
Semua ini terjadi setelah dalam 1 bulan terakhir FishOn, startup aplikasi perikanan tangkap, masuk ke Kabupaten Sikka dan mulai melakukan pembinaan untuk nelayan tuna dan cakalang.
Di Kabupaten Sikka, FishOn juga mengoperasikan factory sharing yang disebut FishOn Cloud Factory, hasil kerja sama dengan KCBS, perusahaan perikanan perusahaan milik asing (PMA) dari Jepang.
Acara seremoni pelepasan ekspor perdana ke Malaysia dan Jepang ini dilakukan di FishOn Cloud Factory (Ex-KCBS) di Jalan Don Slipi, Desa Wailiti, Kab Sikka Nusa Tenggara Timur pada Sabtu (30/10), pukul 13.00 WITA.
Dihadiri oleh Deputi UMKM Kementrian Koperasi dan UKM Bapak Hanung Harimba, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Deputi Sumber Daya Maritim Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Bapak Dedy Miharja, Wakil Pimpinan Wilayah 8 Bank BNI Bapak Mustakim dan Bupati Sikka Robby Nong serta seluruh tamu undangan.
Acara dimulai dengan melihat proses pendaratan ikan, kegiatan penimbangan dan sortir, lelang online, proses pengolahan ikan tuna sirip kuning menjadi produk akhir Tuna Sashimi dan pengolahan ikan Cakalang menjadi Katsuobushi Skipjack.
Setelah itu para tamu undangan melakukan acara pelepasan ekspor dengan memberangkatkan 2 kontainer berisi 5 ton Katsuobushi Skipjack menuju Malaysia dan 10 ton Tuna Sashimi menuju ke Jepang melalui pelabuhan ekspor dari Surabaya.
“Kami hadir ke Kabupaten Sikka dan melepas ekspor perdana UKM nelayan binaan FishOn ini bertujuan untuk memastikan program agregasi UKM untuk peningkatan ekspor ini betul-betul dapat berjalan sesuai dengan arahan Pak Menteri Koperasi dan UKM," kata Deputi UMKM Kementrian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba.
"UKM Nelayan harus kita berikan karpet merah, mulai dari pembiayaan operasional melaut hingga menghubungkan dengan market ekspor,” ucap Hanung.
Hanung menjelaskan bahwa market ekspor produk kelautan dan perikanan ini memiliki permintaan yang sangat besar dan di sisi lain nelayan memiliki kemampuan suplai yang baik.
Sehingga pemerintah perlu hadir untuk memfasilitasi transaksi antara UKM Nelayan dengan pasar ekspor dapat terjadi dengan baik melalui program agregasi UKM dengan bekerja sama dan melibatkan Bank BNI untuk pembiayaan serta FishOn sebagai platform teknologi.
“FishOn Cloud Factory ini merupakan inovasi layanan baru dari FishOn untuk pebisnis ikan di dalam dan luar negeri, mereka tidak perlu menghabiskan biaya investasi untuk membangun pabrik dan membina nelayan," jelas Fajar Widisasono, CEO FishOn.
"Jadi kalau anda ingin berbisnis ikan di Maumere, cukup siapkan modal kerja dan download aplikasi lelang online saja untuk melakukan pembelian ikan langsung ke nelayan. Setelah itu ikan akan diolah di FishOn Cloud Factory sesuai dengan keinginan pembeli atau pasar,” tambah Fajar.
Dikarenakan pembeli tidak hadir di Maumere, FishOn sudah menyiapkan tenaga quality control (QC) dan kurator lelang yang bersertifikat dan professional.
“Konsep QC yang jujur dan professional ini yang menjadi keunggulan FishOn Cloud Factory, sehingga pembeli tidak dirugikan dan nelayan pun juga merasa ini lelang yang jujur dan adil,” tambah Fajar.
Bekerja sama dengan BNI Xpora, FishOn Cloud Factory juga menyediakan layanan akses market luar negeri bagi pengusaha yang belum memiliki jaringan pemasaran.
Selain itu BNI Xpora juga menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor seperti Letter of Credit (LC) dari Bank BNI.
Saat ini, pembeli dari Jakarta dan Surabaya sudah mulai bergabung dengan layanan FishOn Cloud Factory ini seperti CV Sumaco Inti Samudera dan PT Samudera Emas Anugerah.
Para pembeli dari mancanegara yang bergabung dari Jepang, Malaysia, Tiongkok dan bahkan dari salah satu retail ikan modern di London, Inggris sudah mulai penjajakan untuk melakukan transaksi pembelian ikan langsung di Maumere.
Seorang nelayan dari Desa Nangahure Lembah, Engga Diaz, 53, menyatakan mereka sangat puas dengan kinerja FishOn yang mampu mengangkat harga ditingkat nelayan dan menjaga kestabilan harga.
“Sebelum FishOn ada, kami sering dikecewakan oleh petugas penerima di pabrik, selain timbangan yang selalu dibulatkan ke bawah, penentuan kualitas ikan pun selalu merugikan kami, kualitas A dibilang B, itu sudah biasa," kata Engga.
"Setelah FishOn hadir, kualitas tangkapan kami selalu dapat penilaian tinggi dan timbangan dihitung sampai ke angka koma dibelakang. Juga harga tidak naik turun setiap hari seperti dulu dan yang paling penting pembayarannya pun langsung lunas dan tidak dihutang,” ungkap Engga.
Saat ini, ada 184 nelayan Tuna dan Cakalang yang merasakan manfaat FishOn seperti Engga Diaz. Mereka mendapatkan permodalan 5-7 juta per nelayan hasil kerja sama dengan KUR Bank BNI, informasi titik posisi ikan Tuna dan Cakalang dengan akurasi tinggi, serta layanan pemasaran melalui skema lelang online di FishOn Cloud Factory.
Untuk menjaga harga yang stabil, FishOn menerapkan harga batas bawah yang akan direvisi setiap bulan berdasarkan kesepakatan antara para nelayan dengan pembeli.
“Setelah dari Maumere Kabupaten Sikka, FishOn akan menduplikasi konsep FishOn Cloud Factory ini di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor,” pungkas Fajar Widisasono. (RO/OL-09)
Empat penggerak ekosistem startup terkemuka Asia Pasifik yakni, KUMPUL (Indonesia), TechShake (Filipina), Techsauce (Thailand), dan InnoLab Asia (Vietnam).
SETELAH membuka cloud region di Indonesia, Google Cloud mengklaim sejak lima tahun belakang telah memberikan kontribusi ekonomi senilai Rp900 triliun.
TiDB dikenal sebagai database SQL terdistribusi yang fleksibel dan open-source.
Penting adanya ruang bagi startup lokal untuk memperluas jejaring internasional.
INDONESIA menjadi salah satu negara yang memiliki antusiasme tinggi dalam mengadopsi teknologi digital terbaru. Namun, di sisi lain, masih ada perusahaan lokal industri digital
Sebagai pemenang, tim ini memperoleh investasi senilai $500 berupa AWS Cloud credits untuk mendukung pengembangan teknologi dan infrastruktur startup mereka ke depannya.
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2.
Untuk tahun ini, Dinas Perikanan Batam menargetkan ekspor ikan ke Singapura sebesar 5.500 ton dengan nilai mencapai Rp250 miliar.
Melalui perjanjian ini, diharapkan kondisi kerja awak kapal perikanan migran Indonesia di Taiwan dapat semakin membaik.
Selama ini, para petani yang ingin beternak ikan terpaksa harus membeli benih ikan dari luar daerah seharga Rp1.000 per ekor.
Sebuah fenomena terjadi di Waduk Jatiluhur, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Lebih dari 100 ton ikan mengalami mati massal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved