Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
WARGA tujuh desa kekeringan di Klaten, Jawa Tengah, masih membutuhkan
bantuan air bersih. Sementara, anggaran untuk kegiatan pengedropan
air bersih sudah habis.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan air warga desa yang kekeringan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten meminta bantuan pengedropan air dari perusahaan daerah dan perbankan. Pasalnya, kebutuhan air warga sejumlah desa itu sangat mendesak.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, dalam
koordinasi dengan perwakilan perusahaan daerah, perbankan, dan
perusahaan swasta di Kantor BPBD Klaten, Rabu (27/10).
Tujuh desa yang hingga awal musim hujan ini masih kekeringan, yakni
Sidorejo, Tegalmulyo, Tlogowatu di Kecamatan Kemalang; Kanoman di
Karangnongko, Bandungan di Jatinom; Wiro dan Ngerangan di Bayat.
"Memang, musim hujan sudah tiba. Tetapi, sumber air di tujuh desa di
empat kecamatan itu masih kering atau belum berfungsi. Karena itu, warga kini masih membutuhkan bantuan air bersih," jelasnya.
BPBD Klaten pada 2021 menyiapkan anggaran Rp241 juta untuk kegiatan
pengedropan air bersih hingga 750 tangki. Namun, anggaran kegiatan
pengedropan bantuan air itu sudah habis dua pekan lalu.
Sip Anwar mengharapkan ada kontribusi perusahaan daerah, swasta, dan perbankan melalui corporate social responsibility (CSR) dalam
membantu penanganan kekeringan akibat kemarau di Klaten.
BPBD Klaten, lanjut dia, menyediakan lima armada tangki berkapasitas
5.000 liter yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk
melakukan pengedropan bantuan air bersih ke daerah kekeringan.
"Untuk bisa memenuhi permintaan warga tujuh desa yang kekeringan, upaya
kami seperti tahun-tahun lalu, yakni dengan menggalang bantuan CSR
beberapa perusahaan yang ada di Klaten," tandasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Rujedi Endro Suseno, menambahkan tujuh desa itu masih membutuhkan bantuan air karena sumber air belum berfungsi di awal musim hujan ini.
Secara geografis, Desa Sidorejo, Tlogowatu, Tegalmulyo, Kanoman, dan
Bandungan terletak di kawasan lereng Gunung Merapi. Sementara Desa Wiro
dan Ngerangan berada di kaki Bukit Seribu Gunungkidul.
Data BPBD Klaten, sebanyak 51 desa di 11 kecamatan merupakan daerah
rawan kekeringan di musim kemarau. Namun, tahun ini hanya tujuh desa di empat kecamatan itu yang mengalami krisis air bersih. (N-2)
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (31/7) hujan masih turun di sejumlah daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, namun dengan intensitas yang menurun.
Mundurnya musim tanam disebabkan adanya revitalisasi atau perbaikan saluran irigasi baik air yang mengalir melalui Saluran Induk Cipelang dan Saluran Induk Sindupraja.
Selain itu, BPBD juga akan membangun tiga sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Komandan Kodim 0723/Klaten dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kasdim Mayor Inf Ismail Syahrudin mengatakan, bahwa program KBMKB XXX/2025 di Desa Sudimoro berjalan lancar.
Kegiatan anjangsana Bupati dan Wakil Bupati ke mantan Bupati Klaten, Sunarno dan Sri Mulyani, dilakukan Sabtu (26/7).
KEGIATAN TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung III/2025 di Desa Karangwungu, Kecamatan Karangdowo, Klaten, dibuka oleh Bupati Hamenang Wajar Ismoyo, Rabu (23/7).
Penurunan kasus DBD di Klaten, menurut Anggit, karena faktor kesadaran masyarakat meningkat dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana menjadi ujung tombak dalam penanganan darurat bencana di Kabupaten Klaten.
Sekolah yang melaksanakan kegiatan MPLS, salah satunya SMP Negeri II Klaten.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved