Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pemkab Sikka Terus Lakukan Upaya Tekan Angka Stunting

Gabriel Langga
21/10/2021 21:25
Pemkab Sikka Terus Lakukan Upaya Tekan Angka Stunting
Ilustrasi(DOK MI)

SEJAK dilantik menjadi Bupati Sikka dan Wakil Bupati Sikka pada tahun 2018, pasangan Fransiskus Roberto Diogo dan Romanus Woga telah berkomitmen menurunkan angka stunting di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Hal ini dibuktikan dengan tiga tahun kepemimpinannya angka stunting di Kabupaten Sikka terus mengalami penurunan.

Pada 2018 berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, terdapat sekitar 5.805 anak penderita stunting. Tiga tahun terakhir angka stunting mengalami penurunan.

Pada 2019, terjadi penurunan 25,1 persen menjadi 4.164 kasus.  Kemudian pada 2020 turun 19,6 persen atau tersisa 4.164 anak. Sedangkan pada 2021, jumlah anak stunting di Kabupaten Sikka turun  18,2 persen atau tersisa 3.947 anak.

Atas keberhasilan menurunkan angka stunting, Pemerintah Kabupaten Sikka langsung mendapatkan penghargaan dari Gubernur Nusa Tenggara Timur Bungtilu Viktor Laiskodat, beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus menyatakan rangka mempercepat penuntasan stunting, Pemkab Sikka telah menyiapkan metode penanganannya. Metode penanganan stunting di Sikka telah dirumuskan Dinas Kesehatan Sikka melalui perbaikan gizi dan pemberian makanan tambahan.

Metode percepatan yang digunakan adalah metode Kolombia. Metode Kolombia adalah model penanganan stunting dengan intervensi asupan makanan bagi anak usia dibawah dua tahun dengan telur ayam sebagai sumber protein utama. Yang mana, setiap hari satu anak wajib konsumsi telur selama enam bulan berturut-turut tanpa berhenti.

"Dengan metode Kolombia dengan telur ayam sumber protein utama kita berhasil menurunkan angka stunting di Kabupaten Sikka. Protein telur ayam kan mudah diserap oleh pencernaan anak-anak di usia tersebut," ujar dia, Kamis (21/10).

Dia mengakui saat ini terdapat 26 desa yang menjadi fokus penurunan angka stunting yang tersebar di 10 kecamatan. Dinas Kesehatan melakukan advokasi ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) untuk mengalokasikan dana desa untuk mengatasi masalah stunting tersebut.

"Dinas Kesehatan melakukan advokasi ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) untuk bisa mengalokasikan dana desa untuk mengatasi stunting. Kita juga mengadakan rembug stunting ke tingkat kecamatan untuk mempertegas kembali bagaimana komitmen camat dan kepala desa dalam keseriusan menekan angka stunting di daerahnya. Hasilnya ada 26 desa yang menjadi fokus penanganan stunting telah menganggarkan dana desanya," tuturnya.

Herlemus menuturkan sesuai instruksi Gubernur NTT agar seluruh Kabupaten di NTT bisa menurunkan angka stunting 10 persen sehingga kita di Kabupaten Sikka menargetkan tahun depan di 2022 tinggal 8 persen. "Saya sudah panggil semua puskesmas untuk presentasi strategi penanganan stunting. Kita kan secara penanganan langsung bersentuhan dengan masyarakat," papar dia. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya