Polisi Minta Warga Yali tak Takut Jadi Saksi Kericuhan di Yahukimo

Hilda Julaika
08/10/2021 09:55
Polisi Minta Warga Yali tak Takut Jadi Saksi Kericuhan di Yahukimo
Penyerangan(Ilustrasi)

KAPOLRES Yahukimo AKBP Deni Herdiana meminta agar warga suku Yali tidak takut untuk menjadi saksi dalam perkara penyerangan yang berujung pada kericuhan di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua pada Minggu (3/10).

Pasalnya, dalam insiden itu, warga suku Yali diserang oleh massa yang berasal dari Suku Kimyal. Polisi pun memiliki dugaan sementara penyerangan dipicu oleh isu kematian mantan Bupati Yahukimo Abock Busup.

"Kami minta bila masyarakat melihat pelaku lain agar segera melaporkan kepada kami, jangan takut untuk dijadikan saksi atas kejadian tersebut," kata Deni dalam keterangan tertulis, Jumat (8/10).

Kepolisian saat ini masih melakukan pengembangan terhadap penanganan insiden yang menyebabkan enam orang warga meninggal dunia dalam kericuhan tersebut.

Kendati demikian, kepolisian berterima kasih karena masyarakat Suku Yali tak melakukan aksi pembalasan pasca-diserang oleh Suku Kimyal. Sehingga, kata dia, keamanan di wilayah Yahukimo dapat terjaga.

"Kami dari Polres Yahukimo menghimbau untuk sama-sama kita menjaga keamanan dan ketertiban pascakejadian kemarin," jelasnya.

Baca juga: Polri Tetapkan 22 Tersangka Kasus Penyerangan Suku Yali di Yahukimo

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan penyidik masih memungkinkan untuk menetapkan tersangka baru dalam kasus ini.

Diketahui, sejauh ini sudah ada 22 orang yang dijerat tersangka oleh kepolisian usai menyebabkan ribuan orang mengungsi pasca kericuhan.

"Penyidik masih mendalami terus. Kemungkinan ada tersangka baru sangat besar, mungkin bertambah sangat besar," kata Rusdi kepada wartawan.

Sebelumnya, aksi penyerangan di Yahukimo diduga terjadi karena masyarakat suku Kimyal tersulut isu negatif terkait kematian Abock Busup di Hotel Grand Mercure, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat pada 3 Oktober 2021.

Namun demikian, pihak kepolisian mengklaim tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dibalik kematian mantan Bupati itu. Abock meninggal di Jakarta ketika sedang transit. Ia kala itu itu hendak mengikuti kegiatan di Bali sehingga harus bermalam di Jakarta.

Namun, kata Rusdi, polisi belum mengetahui secara rinci mengenai penyebab kematian dari Abock. Dia hanya menjelaskan Abock pertama kali ditemukan oleh seorang petugas hotel yang tak bisa membuka kamar miliknya.

"Keterangan dokter yang menangani atau menerima jenazah di Rumah Sakit didapati keterangan bahwa ketika datang dead on arrival. Artinya korban telah meninggal dunia ketika sampai di RS," ungkapnya.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait dengan kematian Abock. Namun, Rusdi mengklaim pihak keluarga merasa kematian korban merupakan hal yang wajar.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya