Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pencemaran Sungai Martapura Jadi Prioritas Penanganan Pemprov Kalsel

Denny S Ainan
29/9/2021 11:35
Pencemaran Sungai Martapura Jadi Prioritas Penanganan Pemprov Kalsel
Perahu penyeberangan di Sungai Martapura anak Sungai Barito di Kalimantan Selatan.(MI/Denny S)

SUNGAI Martapura yang membelah Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami pencemaran dengan kategori tercemar sedang. Belasan perusahaan diduga ikut menjadi penyebab tercemarnya Sungai Martapura.

Dari data Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan, Sungai Martapura berada dalam sub DAS Martapura dengan hulu Sungai Riam Kanan dan Riam Kiwa. Tercatat ada belasan perusahaan yang beroperasi di wilayah sub DAS Martapura ini, tiga diantaranya adalah perusahaan tambang batubara.

Keberadaan belasan perusahaan ini brrpotensi memicu terjadinya pencemaran sungai martapura yang menjadi sumber air baku PDAM, transportasi, pertanian dan perikanan serta kegiatan ekonomi masyarakat lainnya. Selain tambang batubara, belasan perusahaan yang beroperasi di sepanjang sub DAS Martapura adalah perkebunan, perusahaan karet, kayu lapis, pembekuan udang, perhotelan dan home industri.

Pencemaran Sungai Martapura ini jadi prioritas penanganan Pemprov Kalsel dengan melibatkan Pemko Banjarmasin dan Pemkab Banjar melalui program rehabilitasi sungai yang disebut Sungai Martapura Bungas.

Program ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai sendi kehidupan bagi masyarakat sepanjang daerah aliran Sungai Martapura, di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.

Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor beberapa waktu lalu mengatakan peran masyarakat sangat penting untuk membantu pemerintah menjaga lingkungan, khususnya perairan sungai termasuk Sungai Martapura. Program Sungai Martapura Bungas ini sudah diluncurkan pada saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Juni 2021 lalu.

Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Sopian, mengungkapkan dari waktu ke waktu kualitas air baku PDAM yang berasal dari Sungai Tabuk dan Sungai Martapura terus menurun. Selain masalah pencemaran bakteri ecoli, PH air juga menurun disamping masalah interusi air laut.

Hal ini mengharuskan pihak PDAM meningkatkan penggunaan bahan kimia untuk menetralkan atau menambah PH air agar sesuai standar baku mutu untuk keperluan air minum masyarakat. (OL-13)

Baca Juga: Pembangunan Infrastruktur di Kalteng Dipercepat

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya