Kang Emil Sangsikan Adanya Ratusan Klaster Covid-19 Akibat PTM Terbatas

Naviandri
24/9/2021 19:28
Kang Emil Sangsikan Adanya Ratusan Klaster Covid-19 Akibat PTM Terbatas
Siswa kelas 10 mengikuti pembelajaran tatap muka dalam kelas yang sudah dipasang penyekat di SMAN 2 Cibinong, Bogor, Jawa Barat.(MI/RAMDANI)

GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyangsikan laporan tentang adanya 149 klaster Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Jabar. Menurutnya, laporan yang ditampilkan dalam laman Kemendikbudristek (https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/) itu masih belum tervalidasi datanya.

"Laporan hari ini dari Dinas Pendidikan (Disdik) kami bahwa itu datanya belum valid, sudah dicek ke pusat dari mana datanya itu masih belum terkonfimasi. Sehingga data itu masih belum bisa dikutip secara resmi karena datanya belum pasti," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Jumat (24/9).

Karena itu, ia belum bisa membenarkan terkait temuan tersebut. Andaikata ada ribuan siswa dan guru yang terpapar Covid-19, tentunya Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar telah mendapatkan data tersebut lebih dulu. "Tim dari Disdik Jabar mengecek dan hasilnya masih belum bisa dikonfirmasi," tandasnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung juga memastikan belum ditemukan ada klaster baru penyebaran Covid-19 di sekolah yang telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai dari jenjang PAUD hingga SMA sederajat di Kota Bandung.

"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada lonjakan kasus Covid-19 dan juga laporan dari sekolah-sekolah yang telah menggelar PTM terbatas di Kota Bandung. Semua menjalankan dispilin protokol kesehatan (prokes) mulai dari rumah, di sekolah dan tidak ada aktivitas lain. Selesai belajar siswa kembali ke rumah,â€? kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes)  Kota Bandung, Ahyani Raksanagara.

Menurut Ahyani, selain itu pihaknya setiap hari selalu memantau PTM terbatas dan selalu mengingatkan penerapan prokes. Begitu juga surveilans terus berjalan melalui tracing dan testing, penanganan kasus cepat dilakukan jika ada yang terpapar dan yang tak kalah pentingnya adalah koordinasi aktif dengan Pemerintah Provinsi Jabar dan Kementrian Kesehatan untuk update situasi dan kebijakan. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya