Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PELAKSANAAN pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di Kota Bandung mulai dilakukan hari ini, Rabu (8/9). Diikuti sebanyak 330 sekolah berbagai jenjang seperti, di SD Ar-Rafi yang berada di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
Wakil Kepala SD Ar-Rafi, Iis Siti Aisyah mengungkapkan sekolahnya pada Juni lalu menjadi percontohan dengan mengikuti simulasi, sehingga hari ini menjadi pelaksanaan tahap kedua PTM. Persiapan pada tahap pertama, sudah hampir 100 persen dan SD Ar-Rafi untuk PTM di tahap kedua ini diizinkan dinas, kecamatan, dan puskesmas.
"Tahap kedatangan (siswa) kami buat berjenjang waktunya, semisal dalam sehari kami undang tiga kelas, seperti kelas 3 pukul 07.30, kelas 5 pukul 08.00, dan kelas 6 pukul 08.30 WIB. Otomatis pembelajaran itu beda setengah jam," jelasnya.
Terkait kepulangan siswa, Iis menerangkan, sudah menyiapkan tempat untuk parkir orangtua murid, karena khawatir kalau masuk ke area sekolah akan terjadi penumpukan. Sekolah akan mendata siapa orang tua murid yang siap menjemput maka akan dipanggil per lima kendaraan dan juga sudah disiapkan peralatan-peralatan protokol kesehatan, semacam termogun, hand sanitizer, masker cadangan, dan tempat cuci tangan.
"Dalam PTM hari ini, SD Ar-Rafi miliki lima rombongan belajar (rombel) dengan sekali kedatangan sebanyak 20-25 siswa, sehingga dengan kapasitas 50 persen yang diperbolehkan, sehari bisa ada 150-155 siswa," jelasnya.
Jumlah siswa totalnya ada 638 orang tapi yang diizinkan sebanyak 496 siswa sisanya lakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem blended learning. Mereka belajar sama dengan jam yang sama, sehari hanya dua jam dengan dua pelajaran.
"Hari pertama PTM siswa diberikan pembekalan terkait menjaga protokol kesehatan dan pola hidup sehat juga bersih, serta memotivasi anak karena
selama dua tahun ini mereka di rumah dan tentu tingkat kejenuhannya tinggi," tambahnya lagi. (OL-13)
Baca Juga: Sabran Minta Sakaryas Perbanyak Dapur Umum Untuk Korban Banjir Katingan
PEMBELAJARAN jarak jauh (PJJ) yang sudah berlangsung sekitar sembilan bulan akibat pandemi covid-19 memiliki banyak tantangan.
Tidak ada rencana untuk memberikan Aditya sanksi akibat tidak bisa mengikuti PJJ sampai enam bulan.
Pemprov DKI Jakarta akan memberikan solusi bagi siswa tidak mampu yang tidak punya ponsel pintar dan harus menjalani pembelajaran jarak jauh.
KETERSEDIAAN perangkat elektronik seperti ponsel pintar untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata tidak hanya dirasakan siswa di pelosok daerah.
Sejauh ini, JakWifi telah terpasang di 1.200 titik yang tersebar di 445 RW kumuh.
SEBANYAK 171.998 peserta didik di Jakarta tidak memiliki gawai untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Anies mengatakan belum bisa memastikan kegiatan tatap muka sekolah kapan bisa dilaksanakan karena harus melihat dulu perkembangan pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan akan melakukan pengkajian mendalam soal pembukaan sekolah.
Banyak orangtua yang menolak sekolah tatap muka kembali diadakan, karena khawatir sekolah akan menjadi klaster penyebaran covid-19.
Gelaran pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan di penghujung tahun ini atau tahun 2021 karena masih situasi covid-19.
PENYESUAIAN kurikulum harus dilakukan apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) campur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved