Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pandemi, Jambi Butuh 17,2 Ton Oksigen Cair

Mediaindonesia.com
26/8/2021 23:10
Pandemi, Jambi Butuh 17,2 Ton Oksigen Cair
Tabung Oksigen(Antara)

Provinsi Jambi membutuhkan 17,2 ton oksigen cair setiap hari untuk mendukung penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang lain, kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jambi Kombes Pol Sigit Sutiyono dari Satuan Tugas Oksigen Polda Jambi.

Saat menerima kedatangan satu isotank yang diimpor dari Malaysia pada Kamis (26/8) petang di Kota Jambi, ia mengatakan bahwa kebutuhan oksigen cair harian tersebut setara dengan 2.068 tabung oksigen ukuran enam meter kubik.

"Tingkat kebutuhan oksigen masih cukup tinggi, tetapi tidak setinggi beberapa minggu yang lalu, karena adanya dukungan dana CSR beberapa perusahaan yang kita terima dari Provinsi Jambi," kata Sigit.

Ia mengatakan bahwa isotank nantinya akan digunakan untuk mengambil oksigen cair dari perusahaan dan mendistribusikannya ke rumah sakit.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah mengatakan bahwa pemerintah provinsi melakukan pembelian isotank menggunakan dana bantuan tidak terduga (BTT) senilai Rp 1,3 miliar.

"Ini sesuai dengan kesepakatan dengan unsur Forkompinda ketika COVID-19 di Jambi sedang naik-naiknya," kata Bachyuni.

Isotank dengan kapasitas 26 ton tersebut, menurut dia, akan digunakan untuk mendukung distribusi oksigen ke rumah sakit yang ada di wilayah Provinsi Jambi.

Sebelum peralatan pendukungnya tiba, isotank yang diimpor dari Malaysia akan ditempatkan di kantor Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi.

"Tergantung nanti kebutuhan dari rumah sakit, nanti mobil ini akan keliling ke rumah sakit yang membutuhkan," kata Bachyuni.

Sigit menjelaskan, pengadaan isotank dilakukan untuk mengatasi masalah dalam penyediaan dan pendistribusian oksigen untuk fasilitas kesehatan.

"Banyak kendalanya, seperti suplai yang berkurang, kemudian tidak ada alat angkut isotank," katanya.

Menurut dia, pengadaan isotank tidak melalui proses tender.

"Prosesnya 14 hari dari Malaysia, dengan bantuan kepolisian dan atase perdagangan yang ada di Malaysia diberikan kemudahan dan sampai di pelabuhan Tanjung Priok langsung dilakukan pengawalan sampai ke Jambi," demikian Kombes Pol Sigit Setiyono. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya