Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
BAGI masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan terutama masyarakat adat suku dayak di kawasan Pegunungan Meratus nama Sumiati mantan kepala desa (pembakal) Pantai Mangkiling sangat dikenal dan dihormati. Sosok Sumiati diibaratkan seorang Srikandi pejuang dan pelindung Pegunungan Meratus.
Seperti biasa kediaman sederhana Sumiati di Desa Alat, Kecamatan Hantakan selalu ramai dikunjungi warga dan sebagian besar dari mereka adalah masyarakat pedalaman. Kedatangan mereka tidak hanya ingin melihat kondisi kesehatan Sumiati tetapi banyak pula yang meminta pendapat dan solusi dari berbagai permasalahan dihadapi di kampung mereka.
baca juga: Pegunungan Meratus
Sejatinya, Sumiati sendiri sudah cukup lama purna tugas sebagai pembakal. Dirinya menjabat pembakal Desa Pantai Mangkiling (saat ini Desa Datar Ajab) sebuah desa di terpencil di kaki Pegunungan Meratus untuk periode 1982-1999. Bahkan sejak menjadi mualaf Sumiati dan keluarga pindah turun gunung ke Desa Alat yang jaraknya 1-2 jam berkendaraan roda dua dari Desa Datar Ajab.
Meski tidak pernah mengenyam pendidikan formal, Sumiati mampu memimpin desanya dengan baik. Di usianya yang sudah senja 66 tahun dan kondisi kesehatannya pun kurang baik, Sumiati tetap berusaha membantu menyelesaikan permasalahan warganya.
"Sebagai sesepuh saya hanya bisa membantu sebatas memberi masukan dan pandangan terhadap masalah yang dihadapi warga, karena saya bukan lagi pemimpin mereka," tutur Sumiati.
Pejuang lingkungan
Sosok Sumiati seolah mengingatkan banyak pihak bahwa perjuangan menyelamatkan kawasan Pegunungan Meratus yang dikenal dengan Save Meratus sudah berlangsung sejak lama.
Jauh sebelum gencarnya penolakan ekspansi tambang dan industri sawit digaungkan dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat pedalaman yang bermukim di sepanjang kaki Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah berjuang mempertahankan pegunungan Meratus dari ekspansi industri perkayuan.
Salah seorang tokoh sentral dalam aksi penolakan aktifitas perusahaan pemegang HPH PT Daya Sakti waktu itu adalah Sumiati. Kala itu Sumiati masih sangat muda, 25 tahun saat menjabat Kepala Desa Pantai Mangkiling di tahun 1982. Ekspansi industri perkayuan yang membabat hutan perawan Gunung Sigaling secara besar-besaran berlangsung sejak 1981 dan terus meluas hingga masuk wilayah Desa Pantai Mangkiling.
Aksi pembabatan hutan besar-besaran ini sangat meresahkan masyarakat, karena penebangan juga merambah ke kawasan hutan adat yang dikeramatkan warga suku dayak Meratus. Kerusakan hutan Meratus sangat jelas terlihat, sehingga memicu protes warga yang dipimpin Sumiati.
"Setiap hari pohon-pohon berdiameter besar ditebang, terus meluas dan hutan menjadi rusak. Masyarakat khawatir kerusakan hutan memicu bencana dan akhirnya kami melakukan protes meminta perusahaan menghentikan aktifitasnya," tutur Sumiati sambil mengenang masa perjuangan waktu itu.
Ironisnya justru masyarakat yang disalahkan dan dituding menjadi penyebab kerusakan hutan karena kegiatan pembukaan lahan dengan sistem ladang berpindah. Namun Sumiati dan warganya pantang menyerah aksi penolakan dan desakan agar perusahaan angkat kaki dari hutan meratus terus berlangsung.
Kisah perjuangan masyarakat Pegunungan Meratus ini pun mendapat perhatian dunia internasional. Hingga 1986, Sumiati dibantu sejumlah wartawan dan organisasi lingkungan dari mancanegara menuntut agar perusahaan segera menghentikan aktivitas penebangan di kawasan Pegunungan Meratus.
Kuatnya penolakan warga yang dapat memicu konflik serta desakan dunia internasional terkait penyelamatan hutan Pegunungan Meratus yang merupakan paru-paru dunia, membuat perusahaan akhirnya angkat kaki.
Ancaman bencana
Namun hutan meratus terus menjadi incaran banyak pihak. Praktek penebangan liar secara sproradis terus berlangsung dan telah memicu semakin parahnya kerusakan hutan. Puncaknya kerusakan kawasan hutan telah menjadi penyebab utama terjadinya bencana banjir bandang pada 2013 dan terakhir pada awal 2021 lalu, dengan dampak yang sangat parah.
Kondisi ini membuat Sumiati sangat prihatin, seolah-seolah perjuangan warga dan masyarakat internasional untuk menyelamatkan meratus sia-sia. Karena itu Sumiati sampai kini masih lantang menyuarakan penyelamatan kawasan Pegunungan Meratus tidak hanya dari praktek penebangan liar tetapi juga ancaman ekspansi industri pertambagan.
Ia berharap adanya kesadaran masyarakat dan semua pihak tentang pentingnya menjaga hutan Meratus. Dan adanya tindakan nyata pemerintah dalam upaya penyelamatan kawasan Pegunungan Meratus. (N-1)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus mendorong masuknya investasi hijau (green investment) sebagai pengganti investasi sektor pertambangan.
Dalam sepekan Operasi Kepolisian Sikat 1 Intan 2025 yang dilaksakana oleh Polda Kalse, sebanyak 135 orang preman berhasil ditangkap.
Pemerintah daerah di Kalimantan Selatan diminta melakukan berbagai inovasi guna menggalang masuknya investor ke daerah.
DIREKTORAT Reskrimsus Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan SelatanĀ berhasil meringkus pelaku tindak pidana kasus kekerasan seksual anak dengan modus pertemanan melalui game online.
Penyidik, imbuh dia, berhasil mengungkap fakta bahwa terduga pelaku menyewa mobil pada hari kejadian. Itu dilakukan pelaku sebelum menghabisi nyawa korban.
Rencana extra flights dimaksud untuk tujuan Jakarta (CGK) sebanyak dua penerbangan menggunakan maskapai Garuda Indonesia, Surabaya (SUB) lima flights.
Kawasan hutan lima kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan seluas 119 ribu hektare akan ditetapkan sebagai Taman Nasional Pegunungan Meratus.
MASYARAKAT adat di pegunungan Meratus, Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan penolakan terhadap kebijakan perdagangan karbon yang dikampanyekan pemerintah.
LONGSOR terjadi di Desa Emil Baru, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada Rabu (27/11) malam.
PEMERINTAHAN baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dituntut agar bisa menuntaskan persoalan lingkungan serta hak masyarakat adat.
Ketua AMAN Kalsel, Rubi, mengatakan penetapan Geopark Meratus dan usulan Taman Nasional Pegunungan Meratus merupakan sebuah pengabaian bagi keberadaan Masyarakat Adat
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Provinsi Kalimantan Selatan juga menentang rencana perubahan fungsi hutan lindung Pegunungan Meratus menjadi Taman Nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved