Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kelompok Teroris Poso Makin Melemah

M Taufan SP Bustan
15/8/2021 16:54
Kelompok Teroris Poso Makin Melemah
Ilustrasi(DOL MI)

PERBURUAN terhadap anggota kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dilakukan Satgas Operasi Madago Raya di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi, Sulawesi Tengah. Saat ini, aparat masih memburu enam anggota kelompok bersenjata tersebut.

"Kematian Qatar dan Irul beberapa saat lalu telah melemahkan MIT. Sebab, Qatar itu sebenarnya adalah tokoh kunci dalam kelompok MIT yang dipimpin Ali Kalora," terang Danrem 132 Tadulako Brigadir TNI Farid Makruf, Minggu (15/8).

Menurut Farid, Qatar yang berasal dari NTB adalah orang yang selama ini mengendalikan Ali Kalora dan anak buahnya. Bahkan Qatar sempat mengancam Ali Kalora yang waktu itu akan menyerahkan diri.

"Qatar itu juga yang memimpin pembunuhan sadis terhadap para petani di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi. Itu terbukti dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi," ujarnya.

Saat ini, lanjut Farid, enam orang DPO teroris Poso yang tersisa yakni Ali Kalora, Askar atau pak guru, Nae Galuh atau Mukhlas, Ahmad Gozali atau Ahmad Panjang, Sumardhin atau Hasan Pranata serta Jaka Ramadhan atau Jaka.

Mereka diperkirakan hanya memiliki tiga jenis senjata api yaitu M16 yang dipegang Ali Kalora serta pistol jenis revolver dan FN yang dipegang dua anak buahnya. "Itupun amunisi untuk tiga senjata mereka sudah terbatas," ungkapnya.  

Farid menyebutkan, jika senjata M16 yang dipegang Ali Kalora sudah tidak berfungsi dengan baik. Selain usia senjata sudah tua dan lama digunakan di hutan, otomatis fungsi jenis senjata M16 tidak baik. "Satgas masih kesulitan menemukan keberadaan mereka karena bersembunyi di dalam hutan," tegasnya.

Farid menambahkan, bahwa operasi perburuan saat ini digelar secara terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi. Media diberi akses meliput di daerah operasi dan setiap hari diberi rilis berita dari Satgas. Selain itu, ia menepis tudingan segelintir orang yang menyebut jika operasi ini adalah proyek keamanan.

"Tidak ada namanya proyek keamanan di sini, yang ada kegiatan kemanusiaan, bayangkan jika kelompok DPO ini dibiarkan berkeliaran, mau jadi apa Poso ini, mereka teroris ini akan merajalela melakukan aksi pembunuhan," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya