Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
GELOMBANG pasang sedang terjadi di pesisir selatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para nelayan pun diimbau sementara ini tidak melaut.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur, Parwinia, mengaku setiap kali terjadi potensi gelombang pasang, pihaknya segera mengimbau masyarakat atau nelayan agar berhenti melaut. Saat ini, kondisi gelombang berdasarkan prediksi BMKG sedang mengalami pasang.
"Iya, setiap kali terjadi gelombang pasang, kami selalu mengingatkan nelayan agar tidak melaut dulu. Sejauh ini nelayan sudah paham dengan kondisi gelombang," kata Parwinia, Kamis (12/8).
Gelombang di pesisir pantai selatan Cianjur dalam kondisi normal memang relatif cukup tinggi. Pasalnya, wilayahnya terhubung langsung dengan laut lepas Samudera Hindia.
Di Kabupaten Cianjur, pesisir pantainya terbentang sekitar 77 kilometer. Wilayahnya berada di Kecamatan Agrabinta, Sindangbarang, dan Cidaun. "Nelayan di Cianjur lumayan cukup banyak. Ada sekitar 3 ribuan," jelasnya.
Namun, kata Parwinia, hampir semua nelayan di Cianjur mencari ikan di pinggiran. Sebab, mereka hanya memiliki perahu berkapasitas mesin 5 PK atau perahu tempel.
"Paling hanya beberapa mil dari bibir pantai. Tidak bisa sampai ke tengah lautan karena mesin perahunya kecil," ungkapnya.
Karena itu, hasil tangkapan ikan pun relatif cukup sedikit. Jenis tangkapannya pun hanya sebatas layur atau tongkol.
Rahmat Effendi, nelayan asal Desa Saganten Kecamatan Sindangbarang, mengaku gelombang di pesisir Pantai Apra relatif cukup tinggi. Informasi yang diterimanya, berdasarkan prediksi BMKG gelombang tinggi akan terjadi sepekan ke depan.
"(Gelombang) masih tinggi. Katanya sih informasi dari BMKG akan terjadi 7 hari ke depan. Ketinggian gelombang bisa mencapai 7 meter," terang Rahmat. (OL-15)
Gelombang tinggi juga masih berlangsung di perairan selatan Jawa Tengah mencapai 2,5-4 meter, sedangkan di perairan utara setinggi 0,5-1,25 meter.
Pada pagi-siang cuaca di Jawa Tengah umumnya cerah dan berawan, namun memasuki sore hingga awal malam hujan ringan-sedang mulai turun di sejumlah daerah.
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
DINAS Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta meniadakan layanan angkutan kapal menuju Kepulauan Seribu pada Selasa, 1 Juli 2025 karena terdapat risiko gelombang tinggi.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
Santoso, seorang nelayanJembrana, Bali, yang sedang melaut sekitar dua kilometer dari pantai mendengar suara minta tolong korban selamat kapal KMP Tunu Pratama Jaya
“Diduga ledakan terjadi karena gesekan serbuk korek api saat bom ikan dirakit dalam botol saus tomat, hingga memicu percikan api,”
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved