Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Jalani Isoman Tak Ada Bantuan Terpaksa Pasien Covid-19 di Sikka Belanja ke Pasar

Gabriel Langga
12/8/2021 09:25
Jalani Isoman Tak Ada Bantuan Terpaksa Pasien Covid-19 di Sikka Belanja ke Pasar
Satu keluarga Pasien Covid-19 jalani isoman kehabisan makanan, terpaksa belanja di pasar sedang berjemur di panasnya matahari di Sikka.(MI/Gabriel Langga)

PASCA dinyatakan positif Covid-19, tiga kepala keluarga warga Desa Namangkewa, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya. Namun, saat jalani isoman, mereka kehabisan bahan makanan untuk dikonsumsi setiap harinya.

Mau tidak mau, mereka harus keluar ke pasar untuk belanja sendiri sejumlah bahan pokok demi bisa bertahan hidup. Hal ini dikarenakan, selama isoman di rumah, tak pernah ada perhatian dari pemerintah dan tetangga.

Salah satu pasien Covid-19, Reynold Bliong mengatakan, ada tiga kepala keluarga dinyatakan positif Covid-19. Mereka terdiri dari enam orang dewasa
dan empat orang anak-anak.

Ia mengaku, selama lima hari menjalani isoman di rumah, mereka kehabisan makanan. Daripada keluarganya mati kelaparan, dia nekat ke pasar untuk membeli kebutuhan makanan. Selain itu, dia juga ke apotek untuk membeli vitamin dan sejumlah obat.

"Kami jalani karantina di rumah, pada hari kelima, kami kehabisan makanan. Mau tidak mau, saya harus keluar rumah untuk membeli kebutuhan
sehari-hari di pasar. Memang tidak ada yang membantu selama kami jalani karantina," ungkap Reynold.

Sejak hari pertama menjalani isoman, ungkap Reynold, tidak ada perhatian dari pemerintah desa untuk keluarganya. Petugas desa datang ke rumahnya untuk mengambil foto-foto saja. Setelah memfoto anggota keluarganya, mereka tidak pernah kembali lagi sampai saat ini.

"Pemerintah desa memang datang untuk ambil data kami dan foto-foto. Selanjutnya tidak pernah datang lagi. Apalagi memberikan bantuan makanan untuk kami. Mau tidak mau, saya harus ke pasar untuk belanja makanan" ujar dia

Reynold paham, jika terpapar Covid-19 yang berstatus tanpa gejala harus menjalani isoman di rumah. Namun, selama menjalani isoman tak ada bantuan dan  mereka kehabisan makanan. Pilihannya adalah bagaimana bertahan hidup, jadi dia keluar untuk membeli bahan makanan dan vitamin.

"Kami ini memahami protokol kesehatan. Kami terpaksa melanggarnya dengan keluar rumah pergi  ke pasar untuk belanja keperluan makanan. Kalau bertahan jalani isolasi mandiri di rumah, mungkin kami mati kelaparan," papar dia.

Sementara itu, Kepala Desa Namangkewa Nikolaus Nong Bale saat dikonfirmasi mediaindonesia.com, Kamis (12/8) mengaku dana untuk makan minum dan obat-obatan bagi warga yang isoman karena terpapar Covid-19 sampai saat ini belum cair dari pemerintah.

Namun, pihaknya secara swadaya bersama dengan pihak Kecamatan Kewapante, sudah mengunjungi mereka untuk menyerahkan bantuan sembako berupa: beras 25 Kg, minyak goreng 3 liter, mie instan  1 dus tambah 10 bungkus, telur ayam 2,5 papan, sayur-sayuran  2 kantong plastik, dan air minum kemasan 3 dus.  "Kemarin kita sudah kunjungi mereka dan berikan bantuan secara swadaya," jawabnya singkat. (OL-13)

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Klaten Turun tapi masih Waspada



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya