Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BERBEDA informasi sebelumnya, kini Kepolisian Daerah Sumatra Selatan mengklaim dana Rp2 triliun bantuan penanganan covid-19 masih dalam proses bilyet giro. Hingga saat ini, Heriyanti, anak bungsu almarhum Akidi Tio masih dalam proses penyidikan di Mapolda Sumsel.
Kepala Bidang Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi mengatakan, tidak ada prank atau berita bohong atas bantuan uang tersebut.
"Tidak ada prank, karena Akidi Tio ini benar adanya. Namun soal uang Rp2 triliunnya sedang dalam tahap penyelidikan oleh Dirkrimum Polda Sumsel. Sampai saat ini Heriyanti masih di atas (ruang pemeriksaan)," ucapnya, Senin (2/8).
Ia menjelaskan asal mula adanya bantuan tersebut yakni dari adanya komunikasi antara Prof Hardi Darmawan yang merupakan dokter keluarga Akidi Tio pada 23 Juli lalu dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. Bantuan ini, kata dia, merupakan pemberian dari keluarga Akidi Tio bukan atas nama Kapolda melainkan secara perorangan.
Dalam komunikasi tersebut, ada pembicaraan mengenai bantuan uang Rp2 triliun itu. Kemudian terkait hal itu, Eko Indra Heri tidak mengenal Heriyanti, namun hanya mengenal Akidi Tio dan anak sulungnya, Ahong yang tinggal di Aceh.
"Jadi beliau (Eko Indra) tidak kenal dengan Heriyanti, hanya kenal dengan Bapak Akidi dan Ahong. Pada 26 Juli lalu, Kapolda mengundang forkopimda terkait penyerahan bantuan itu agar terbuka dan transparan. Kapolda selalu menyambut baik siapapun yang memberikan bantuan, karena selama ini memang kita selalu mendapat bantuan baik beras hingga oksigen dan sebagainya," ucapnya.
Supriadi menjelaskan, semua bantuan itu sudah disampaikan kepada mereka yang berhak. Awalnya, lanjut Supriadi, bantuan itu rencananya akan dikirimkan melalui bilyet giro.
Baca juga : Janji Bantuan Rp2 Triliun untuk Pandemi, Heriyanti Tersangka
"Rencananya bantuan ini akan disalurkan melalui bilyet giro. Namun pada waktunya, bilyet giro ini belum bisa dicairkan karena ada teknis yang harus diselesaikan. Dan hari ini Ibu Heriyanti kita undang ke Polda, bukan ditangkan. Kita tidak tangkap dia tapi diundang untuk klarifikasi atas penyerahan bilyet giro ini dan sampai saat ini masih pemeriksaan soal bantuan itu," ujar dia.
Pihaknya membutuhkan waktu untuk bisa menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut. "Bilyet giro ini melalui Bank Mandiri, karena itu yang bersangkutan ke Bank Mandiri. Kita tadi tunggu sampai jam 2 siang, maka setelah itu kita undang yang bersangkutan ke Polda," ucapnya.
Terkait status, Supriadi mengatakan, Heriyanti belum bersatus tersangka melainkan masih dalam proses pemeriksaan. "Status dia masih dalam proses pemeriksaan. Kita panggil yang bersangkutan ini untuk memastikan uang Rp2 triliunnya ada atau tidak," ucapnya.
Ia meminta kepada awak media untuk mendapatkan informasi hanya dari pihak yang berwenang di Polda Sumsel yakni dari Kapolda Sumsel langsung ataupun dari Dirkrimum dan Kabid Humas Polda Sumsel.
"Yang berwenang itu Kapolda, Dirkrimum sebagai pihak yang melakukan pemeriksaan dan juga Kabid Humas. Jika ada informasi dari pihak lain, kami tidak bertanggungjawab," ucapnya.
Jika nantinya ini adalah prank, lanjut Supriadi, pihaknya tentu akan memproses sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kita akan proses sesuai yang berlaku, tapi yang bersangkutan masih diperiksa. Bilyet giro kan belum cair masih menunggu dana dan statusnya belum masuk. kita juga nanti akan telusuri darimana sumber dana bantuan ini," pungkasnya. (OL-2)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved