Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Emil: Boleh Kritik, Asal Berbasis Data

Bayu Anggoro
27/7/2021 18:40
Emil: Boleh Kritik, Asal Berbasis Data
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua dari kiri, depan) saat mengunjungi sentra vaksinasi yang dibangun NasDem Jawa Barat.(DPW Partai NasDem)

GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mempersilakan berbagai pihak seperti mahasiswa untuk mengkritisi dirinya khususnya terkait penanganan covid-19. Emil mengaku tidak keberatan dengan berbagai koreksi tersebut asalkan dilakukan secara sopan dan berbasis data.

Hal ini disampaikan Emil saat menggelar diskusi tentang PPKM dengan berbagai organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung plus. "Saya tidak masalah dikritik, yang penting sopan santun dalam memberikan kritik dan berbasis data," katanya, Selasa (27/7).

Dia mengeluhkan, kritik yang dilakukan terhadap pemerintah sering tidak faktual, terutama yang membandingkan dengan kondisi di luar negeri. Menurutnya, situasi di negara lain yang sering disampaikan para pengkritik sering tidak sesuai dengan faktanya.

"Harus kayak Singapura buktinya Singapura sekarang lockdown. Dulu Vietnam dipuji-puji, sekarang Vietnam keteteran baru mau vaksin. Lihat Euro (sepakbola Piala Eropa), sirik. Dengan situasi ini harus dipahami," katanya.

Dalam kesempatan itupun, Emil menjawab pertanyaan mahasiswa terkait masih rendahnya persentase vaksinasi warga Jawa Barat. Menurutnya, persentase vaksinasi di Jawa Barat memang rendah karena ketersediaan vaksin yang sedikit namun memiliki penduduk yang paling banyak.

"Kita harus tabayun kalau melihat angka-angka di media. (Vaksinasi) memang rendah, karena dikasihnya untuk 5 juta manusia. Kalau persentase, kami pasti kecil karena dibandingkannya dengan 50 juta manusia," ujarnya.

Selain itu, Emil mengajak para pengkritik khususnya mahasiswa untuk melakukan aksi nyata dalam membantu menangani pandemi ini seperti menjadi relawan. Terlebih, menurutnya persoalan kesehatan ini merupakan masalah bersama sehingga tidak bisa jika hanya mengandalkan pemerintah.

"Sambil kita kritisi, mau engga turun ke jalan jadi relawan, sambil membagikan sembako," ujarnya. Lebih lanjut, Emil pun mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi dalam mengatasi pandemi.

Sebagai contoh, Emil menyebut pihaknya memiliki anggaran untuk program bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyarakat yang ekonominya rawan akibat PPKM. "Kami punya anggaran, tidak semua bantuan sosial ini penerimanya yang terdaftar. Misal ada PKL yang berasal dari luar Jawa Barat. Boleh mahasiswa sambil kritisi, sambil demo pun enggak ada masalah. Tapi sambil membagikan sembako," ucapnya seraya mengibaratkan kolaborasi ini diperlukan untuk berperang melawan virus korona.

Ketua Badko HMI Jawa Barat, Khoirul Anam mengatakan, pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam membantu penanganan pandemi ini. Namun, dia mengaku sering kesulitan untuk berkoordinasi dengan pemerintah ketika hendak memberikan bantuan.

"Jangan sampai ada kolaborasi, tapi nanti siapa yang bisa kita hubungi?" ujarnya. Hal serupa disampaikan Ketua Umum IMM Jawa Barat, Deni Safrudin.

Dia bahkan berterus terang dengan mengatakan sulitnya ketika hendak berkomunikasi dengan Emil. "Terkadang kita sulit berkomunikasi dengan bapak," ucapnya.

Bahkan, ketika mahasiswa diajak berkolaborasi, pihaknya belum tahu harus menghubungi siapa. "Saat harus kolaborasi, belum tahu harus ke mana, siapa yang dihubungi," ujarnya.

Dia pun berharap ajakan kolaborasi ini bisa benar-benar direalisasikan. "Kami ingin ketika 'perang', jenderal lapangannya Pak Gubernur. Tapi terkadang kita sulit berkomunikasi dengan bapak. Kami akan nurut, maka dari itu komunikasi harus sampai. Jangan sampai ketika Bapak merintahkan 'tembak, tapi kami masyarakat masih belum tahu," ujarnya. (BY/OL-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya