Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MESKI sudah banyak kasus yang terjadi, faktanya masih ada saja masyarakat yang tertipu dengan iming-iming investasi bodong. Memang para pelaku itu diketahui cukup cerdik.
Mereka tidak segan-segan mengatas namanya agama ataupun nama seseorang yang berpengaruh. Seperti yang dialami pelatih investasi saham dan derivatif yang juga CEO & Founder Lumen Capital Resources dan Akela Trading System, Hary Suwanda. Ia melaporkan akan adanya Akun Telegram Group palsu Akela Trading System yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Oknum itu, kata dia menawarkan investasi atau titip dana yang menjanjikan keuntungan besar.
Baca juga: Polda NTT-OJK Ungkap Kasus Investasi Bodong Beromzet Rp28 ...
Karena khawatir banyak orang tertipu dan dirugikan investasi bodong itu, Hary yang juga penulis buku Rahasia Bebas Finansial dengan Berinvestasi di Pasar Modal dan Tetap Untung Ketika Saham Turun, kemudian melaporkan kasus ini ke kepolisian.
“Saya mengimbau masyarakat untuk tidak percaya dengan tawaran investasi yang ditawarkan oleh siapapun dengan mengatasnamakan Hary Suwanda atau Akela Trading System. Saya selaku pemegang merek Akela Trading System tidak pernah menawarkan atau menerima investasi atau titip dana dalam bentuk apapun dan tidak pernah menawarkan investasi yang menjanjikan keuntungan pasti dalam jumlah apapun,” tegas Hary dalam siaran pers, di Jakarta.
Akela Trading System adalah Program Pelatihan Investasi dan Trading Saham dari PT Cahaya Pendar Gumilang. Hary Suwanda sendiri merupakan Profesional Trader & Investor US Stock Market & Derivatives Trainer, Direktur PT Cahaya Pendar Gumilang, Founder Lumen Capital Resources dan Akela Trading System.
Dia mulai memberikan pelatihan investasi saham dan derivative sejak 2004, dan sejak 2017, ia menggunakan System Trading Kuantitatif yang diberi nama Akela Trading System. Pelatihan itu juga dilengkapi dengan Program Mentoring melalui Telegram Group Akela Mentoring Program, dengan admin Telegram @AkelaTrader yang tidak lain adalah dirinya sendiri.
“Parahnya lagi, admin group tersebut menggunakan nama @Hary_Suwanda, lengkap dengan foto lama dirinya, yang nampaknya diambil dari sampul buku pertama yang ditulisnya, berjudul Rahasia Bebas Finansial dengan Berinvestasi di Pasar Modal yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama, terbit 2009,” sebut Hary.
Hary Suwanda menyebutkan sudah melaporkan dugaan terjadinya tindak pidana informasi dan transaksi elektronik ini ke kepolisian pada 4 Juni lalu di Polda Jawa Timur, di Surabaya.
“Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan kegiatan yang diadakan oleh pihak manapun yang mengatasnamakan/memalsukan Akela Trading System/Hary Suwanda,” sambung Hary. (Ant/A-1)
Terungkapnya kasus itu berawal dari ratusan orang yang melakukan penggerebekan di rumah tersangka bernama, Ayu Rahayu, 33, di Citapen Sukatani, Purwakarta.
PERWAKILAN korban investasi koin kripto bodong EDCCash mendatangi Komisi III DPR, Senin (17/3). Mereka meminta bantuan agar kasus tersebut dapat diselesaikan
Pada 2021 lalu, Bareskrim Polri menangkap enam tersangka terkait dugaan tindak pidana penipuan, penggelapan, dan pencucian uang menggunakan aplikasi kripto EDCCash
Perlu adanya langkah cepat dan pemblokiran situs-aplikasi ilegal dengan koordinasi sesama kementerian dan lembaga.
Polsek Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus) masih memburu orang warga negara asing (WNA) asal Tiongkok yang diduga menjadi otak investasi bodong bermodus aplikasi kencan.
KEPOLISIAN menangkap 20 orang tersangka penipuan investasi bodong bermodus aplikasi kencan di Jakarta Pusat (Jakpus)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved