Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Semar Meruwat Jagad, Wujud Instrospeksi Diri

Ardi Teristi
09/6/2021 13:26
Semar Meruwat Jagad, Wujud Instrospeksi Diri
(MI/Ardi)

Lukisan-lukisan Semar berjajar di Jogja Galery, Yogyakarta. Semar tampak dalam beragam ekspresi, tingkah laku, dan ukuran.

Ada gambar sosok semar yang sedang tersenyum, tersenyum, melirik ke kanan, melirik ke kiri, semedi, tiduran, hingga terbang layaknya Superman. Sosok-sosok Semar tersebut ditampilkan dalam Pameran Tunggal Sohieb Toyaroja yang bertajuk 'Semar Ngruwat Jagad'.

Sohieb menyebut, lukisan-lukisan Semar yang ditampilkan merupakan responnya atas pandemi yang sedang terjadi. Di kala pandemi hadir, sebagai seorang seniman, ia gelisah dengan situasi yang ada hingga muncullah sosok Semar dalam ruang imajinya.

"Semar itu kan samar. Kita ini perwujudan dari sosok Semar. Dalam dunia politik, sosial, hingga ekonomi terasa kurang harmonis," terang dia ditemui di Jogja Galery, Sabtu (5/6).

Baca Juga: Pelukis Muda ini Gelar Pameran Bertema Perjalanan di Yogyakarta

Oleh sebab itu, tema ruwatan dipilih, kata dia, agar kita sebagai manusia bisa berintrospeksi dan meruwat diri sendiri. Sosok Semar yang lebih mengayomi dibutuhkan untuk membuat diri dan dunia ini lebih baik.

"Saya mempersiapkan lukisan ini sekitar setahun setengah," kata dia. Sebanyak 27 judul lukisan bertema Semar dipajang di Jogja Galery dari 2-8 Juni 2021.

Suwarno Wisetrotomo selaku Kurator menyebut, sosok Semar sangat spesial. Pada diri Semar, kita bisa berkiblat terkait komitmen dan integritas pada jalan kebenaran, keseimbangan, serta kesederhanaan.

"Pada sosok Semar yang tak sempurna, bersemayam jiwa dan watak dewa; jalan lurus, pengabdian, komitmen, dan integritas," terang dia.

Jagad Semar, baik diposisikan sebagai jagad kecil maupun jagad besar; sebagai medium refleksi diri maupun untuk memahami situasi makro pada akhirnya merupakan ikhtiar jalan kebaikan untuk menciptakan keseimbangan semesta.

"Karya-karya Sohieb adalah untaian harapan untuk perbaikan diri maupun untuk semesta. Karena itu, dalam utopianya, disebut sebagai Semar Ngruwat Jagad (Semar meruwat semesta)" jelas dia.

Ngruwat (merawat) merupakan upaya membebaskan diri dari sukerta, dari kesalahan, hambatan, dan rintangan marabahaya, agar situasi dan kondisi kembali normal. Sesuatu diruwat karena berada dalam ketidaknormalan yang berpotensi menjadi bencana besar.

Bersikap 'meruwat diri' merupakan ikhtiar untuk berkontribusi pada keseimbangan semesta. Jagad kita baik yang kecil maupun yang besar sungguh penuh sukerta.

"Jagad kecil (mikrokosmos) merupakan segala yang melekat dalam diri kita. Jagad besar (makrokosmos) merupakan keluasan, kedalaman, kemisteriusan semesta, di mana jagad kecil berada di dalamnya," jelas dia.

Karena itu, upaya meruwat mesti dimulai dari diri sendiri. "Kualitas individu harus dibenahi, hingga berada dalam pencapaian (mendekati) ideal, baru kemudian mampu melakukan ngruwat jagad besar," tutup dia. (AT/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya