Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Pemkab Ende Manfaatkan Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU

Palce Amalo
27/5/2021 23:40
Pemkab Ende Manfaatkan Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU
Ilustrasi(ANTARA)

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT)  memanfaatkan sampah menjadi bahan bakar co-firing pembangkit listrik  tenaga uap (PLTU) Ropa. Kegiatan ini jalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup Ende bersama kelompok masyarakat melalui program tempat olah sampah setempat (TOSS) untuk mencegah polusi udara dari pembakaran sampah.

Sebelum menjadi bahan bakar, sampah diolah menjadi pelet. Caranya, sampah dikumpulkan dalam bak yang kemudian diberikan bio aktivator. Selanjutnya, sampah dijemur sampai kering yang kemudian dimasukan ke dalam mesin pencacah.

Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Flores, Lambok R Siregar mengatakan hanya sampah organik yan diproses menjadi pelet, sedangkan  sampah non organik seperti sampah plastik dikelola oleh organisasi  Anak Cinta Lingkungan (ACIL) menjadi produk kreatif.

"Inovasi ini diharapkan akan menginspirasi Pemerintah pusat daerah lainnya serta industri untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pengolahan sampah menjadi bahan baku energi kerakyatan, sebagaimana Bung Karno mendapat inspirasi Pancasila dari Kota Ende," kata Lambok Siregar, Kamis (27/5).

"Inovasi ini sangat membantu dinas lingkungan hidup dalam  mengelola dan mengurangi volume sampah," imbuhnya.

Kasubag Penyiapan Rencana dan Program, Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, Sahat Simangunsong mengapresiasi inovasi yang dilakukan di Ende tersebut. Menurut Sahat, sejumlah pengembang energi panas bumi di Tanah Air juga memanfaatkan CSR perusahaan untuk memberdayakan masyarakat lokal.

"Umumnya pengembang panas bumi dekat dengan penduduk di perdesaaan yang terbatas dengan sumber-sumber energi seperti untuk memasak," ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ende, Haris Abdul Madjid menyebutkan setiap hari produksi sampah di Ende mencapai 110 ton, 70 persen dari jumlah itu adalah sampah biomass yang diolah menjadi pelet. "Pelet digunakan sebagai energi kerakyatan dan program co-firing PLTU Ropa," jelasnya.

Untuk mendukung produksi pelet terus berlanjut, Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyerahkan bantuan 1.000 kompor berbahan pelet biomassa kepada masyarakat di Ende. Menurutnya, bantuan itu sekaligus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mendukung penggunaan energi baru terbarukan di rumah penduduk. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik