Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Padang Gembala Sapi di Sei Jelay, Selandia Barunya Tanah Laut

Denny Susanto
15/4/2021 13:24
Padang Gembala Sapi di Sei Jelay, Selandia Barunya Tanah Laut
Peternakan Sapi di Sei Jelay, Kalsel(MI/Denny Susanto)

SISA bencana banjir masih terasa. Jalanan yang melewati areal perkebunan sawit di Desa Sei Jelay, Kabupaten Tanah Laut, dalam kondisi rusak. Ada banyak ruas jalan berstruktur pasir dan tanah merah rusak hingga membentuk lubang besar atau kubangan. Hal ini membuat pengendara bermotor harus hati-hati.

Bahkan ada sebuah jembatan yang hancur diterjang banjir hingga kini belum diperbaiki, perjalanan pun terpaksa harus menerobos aliran anak sungai yang cukup dalam. Namun, rasa penat setelah menempuh perjalanan melelahkan ini akan hilang seketika setiba di lokasi peternakan dan pengembalaan sapi (ranch).

Dari kejauhan, lokasi pengembalaan ternak sapi ini menyajikan pemandangan menakjubkan berupa padang rumput (savana) yang sangat luas dengan latar belakang deretan perbukitan. Sekilas mirip peternakan di luar negeri seperti Selandia Baru atau lokasi peternakan di dataran tinggi Jawa Barat maupun Jawa Timur.

Di bagian lembah, kelompok-kelompok ternak sapi terlihat lahap memakan rerumputan nan hijau dan kelompok lainnya berteduh di bawah rindangnya tanaman perdu di tengah savana.

Baca juga: Banjir Rob Hantam Dua Desa di Kabupaten Tanah Laut

Seorang pengembala (cowboy) yang kerap disapa Adul dengan topi khasnya mengawasi ternak-ternak sapi dari pos pantau tak jauh dari lokasi kandang.

"Ada sekitar 200 ekor sapi di sini. Awalnya sapi-sapi ini merupakan bantuan Australia sebanyak 111 ekor melalui Indonesia Commercial Cattle Breeding (IACCB) Program. Kemudian berkembang biak sudah ratusan ekor dipanen (dijual)," tutur Adul.

Hari itu Adul dan beberapa cowboy lainnya cukup disibukkan membantu proses kelahiran bayi sapi jenis Brahman.

BUMP Berbasis Santri

USAHA peternakan sapi skala besar ini adalah milik Pondok Pesantren Ushuluddin yang berpusat di Martapura, Kabupaten Banjar. Menggandeng kelompok tani desa setempat pihak Ponpes membentuk  Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Cahaya Abadi Petani (CAP).

Secara struktur kepemilikan PT CAP, sebesar 90% dimiliki oleh Ponpes Ushuluddin dan 10% dimiliki oleh Kelompok Tani Bukit Panti yang berlokasi di Desa Jelai, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut.

"Usaha peternakan sapi ini adalah BUMP yang berbasis santri, dengan luas areal peternakan dan pengembalaan seluas 500 hektare," ucap Direktur Utama PT CAP Husni Thamrin.

Para santri ikut terlibat dalam usaha peternakan. Ini merupakan konsep kegiatan pesantren yang digadang dapat menjadikan santri agar memiliki kemampuan berwirausaha di bidang pertanian sekaligus mengikuti perkembangan zaman. Santri yang dulunya hanya memiliki kemampuan dalam ilmu-ilmu agama saja, sekarang bisa mandiri dengan wirausaha.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya