Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Akademisi UB: Gempa Malang Fenomena Gelombang Rayleigh

Bagus Suryo
12/4/2021 17:15
Akademisi UB: Gempa Malang Fenomena Gelombang Rayleigh
Ilustrasi(dok.mi)

GEMPA bumi 6,1 skala richter di Kabupaten Malang, Jawa Timur, merupakan fenomena seismik gelombang rayleigh sehingga berdampak kerusakan parah
di lokasi tertentu. Kajian gempa itu yang diperlukan untuk relokasi pascabencana.

"Memang ada patahan lokal, banyak patahan di selatan Malang. Ada gelombang rayleigh dalam satu bidang dan garis di daerah itu," ungkap Guru Besar Geofisika, Kebencanaan dan Eksplorasi Sumber Daya Alam Universitas Brawijaya (UB) Malang Adi Susilo, Senin (12/4).

Adi menjelaskan daerah yang dilalui gelombang rayleigh biasanya segaris sehingga kerusakan yang ditimbulkan lebih parah ketimbang daerah yang
tidak dilalui gelombang tersebut.

Gempa di Malang, lanjutnya, disinyalir adanya gelombang permukaan yang menjalar mengakibatkan kerusakan selain adanya patahan lokal. Fenomena itu mirip gempa yang pernah terjadi di Amerika Latin di mana kerusakan parah hanya pada satu blok. Demikian juga gempa di Malang, kerusakan parah tidak merata. Kerusakan parah hanya desa tertentu di Kecamatan Turen, Dampit dan Ampelgading padahal episentrum gempa di laut selatan Jawa.

"Dampit, Turen, Ampelgading itu lereng Gunung Semeru, amplifikasi kekuatan gempanya lebih kuat ketimbang daerah kapur di selatan Malang," ungkap Ketua Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan UB tersebut.

Sedangkan terkait penanganan bencana sampai tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, pemerintah agar melibatkan perguruan tinggi dalam hal
forensik gedung. Ahli forensik diperlukan untuk menganalisis kelayakan gedung dan bangunan pascagempa.

"Masyarakat yang rumahnya retak, sebaiknya meninggalkan rumah dulu, sebab gempa susulan memang masih akan terjadi. Selanjutnya dibutuhkan ahli forensik gedung dari kalangan akademisi untuk menganalisis kelayakan bangunan pascagempa," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendy menyatakan relokasi menunggu kajian dari BMKG. Sebab, kerusakan rumah ada yang parah dan ringan menunjukkan adanya irisan jalur gempa di lokasi berbeda.

Terkait penanganan bencana termasuk relokasi akan diputuskan melalui rapat koordinasi bersama BNPB dan pemda. (OL-13)

Baca Juga: Malam ini Jokowi dan Angela Merkel Resmikan Acara Hannover Messe

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik