Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BI Bantu Pemda di Sumsel Terapkan Elektronifikasi Transaksi

Dwi Apriani
05/4/2021 22:20
BI Bantu Pemda di Sumsel Terapkan Elektronifikasi Transaksi
Penjaga loket menunjukan kode pembayaran digital di pintu masuk objek wisata alam Lombongo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.(Antara)

UNTUK mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD), Bank Indonesia mendorong pemerintah daerah di Sumatra Selatan untuk menerapkan elektronifikasi pada penerimaan daerah. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Selatan, Hari Widodo, mengatakan bank sentral telah merancang program elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETP) yang memberikan banyak kemudahan serta manfaat bagi pemerintah daerah.

"Dari 9 pemda yang menjadi pilot project ETP terpantau mengalami kenaikan PAD rata-rata sebesar 14 persen, tentu ini bisa jadi motivasi untuk Sumsel dalam meningkatkan PAD," katanya saat pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Senin (5/4/2021).

Ia menjelaskan, ETP dapat digunakan baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran pemda di Sumsel. Menurut Hari, peralihan transaksi dari tunai menjadi non tunai itu melalui berbagai instrumen dan kanal pembayaran elektronik. Selain bermanfaat untuk PAD, ETP juga diyakini bisa membuat efisiensi, efektivitas dan transparansi tata kelola keuangan pemerintah.

Menurut dia, sebetulnya dari 17 pemda kabupaten kota dan satu pemerintah provinsi di Sumsel telah ada yang menghimpun penerimaan secara digital. ETP untuk penerimaan pemda telah berhasil diterapkan untuk menghimpun pajak hotel & pajak hiburan, pajak restoran, pajak reklame dan pajak bumi dan bangunan.

"Selain itu juga untuk penerimaan dari retribusi parkir maupun pajak kendaraan (e-samsat). Bahkan tiket masuk destinasi wisata di Palembang sudah ada yang nontunai," katanya.

Hari menuturkan dari sisi belanja atau pengeluaran, transaksi yang dilakukan hampir sepenuhnya nontunai. Berdasarkan catatan bank sentral belanja pemda di Sumatra Selatan per triwulan III/2020 senilai Rp42,46 triliun atau 97,57 persen sudah diterapkan secara nontunai.

"Ragam kanal pembayaran yang telah digunakan baik teller, ATM, mobile banking," kata dia. Berbagai implementasi transaksi secara elektronik itu telah membuat Sumsel menempati posisi ke-10 terkait sistem ekonomi digital secara nasional.

Namun demikian, dia menilai, perluasan ETP di Sumsel juga masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya belum meratanya infrastruktur telekomunikasi di provinsi tersebut.

Oleh karena itu, untuk mempercepat digitalisasi di daerah, bank sentral juga telah mendukung terbentuknya Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di 5 daerah, yakni Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba) dan Ogan Komering Ilir (OKI). Selain itu juga TP2DD di tingkat provinsi.

"Melalui TP2DD kami harapkan implementasi ETP dan digitalisasi ekonomi daerah di Sumsel bisa semakin luas," katanya.

Sementara itu Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan ETP dapat menekan kebocoran transaksi pemda. "Apalagi budaya kita, kalau transaksi tunai, masih sering merasa tidak enak di loket," katanya.

Selain itu, kata dia, transaksi nontunai juga bisa membuat pemda lebih efektif lantaran menghemat waktu dalam pembayaran maupun menghimpun penerimaan.

Menurut Mawardi, pengembangan ekonomi digital memang harus diawali dari pemda kemudian dapat berkembang ke UMKM. (OL-13)

Baca Juga: Produk Pangan RI Hadir di Cairo Supermarket Expo 2021



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya