Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BUPATI Wonogiri Joko Sutopo berharap, kebijakan Pemerintah Pusat terkait larangan mudik lebaran tahun ini, tidak diperdebatkan lagi. Sebab hingga setahun lebih ini, pandemi Covid 19 belum berakhir dan masih terjadi potensi penularan.
"Jadi mestinya larangan tidak boleh mudik lebaran ini, tidak perlu diperdebatkan. Dari rekomendasi para ahli, media penularan (covid-19) asalah kerumunan. Potensi ini yang kita cegah. Dan tugas perbantuan kita adalah mensukseskan kebijakan Pemerintah Pusat. Kita punya tanggung jawab melaksanakan di daerah," kata bupati yang akrab dipanggil Mas Jekek itu saat ngobrol dengan Media Indonesia, Rabu (31/3).
Dia paparkan, tugas perbantuan mengamankan kebijakan Pemerintah Pusat ini, jika diukur dari perspektif ekonomi, adalah cukup berat. Karena Wonogiri yang pada masa normal selalu menerima limpahan "kue" ekonomi luar biasa dari barisan perantau, tidak akan lagi mendapatkan kue itu, saat libur lebaran tahun ini, yang pandemi Covid-19 belum berakhir.
Potensi ekonomi yang masuk ke Wonogiri saat momen lebaran, adalah sangat besar sekali. Karena jumlah warga perantau dari Wonogiri ke kota kota besar mencapai sekitar 260 ribu jiwa atau 25 persen dari total jumlah penduduk yang mencapai 1 juta, dan sebagian besar selalu mudik lebaran, sewaktu belum adanya wabah virus korona.
Tetapi, lanjut bupati Jekek, Pemkab Wonogiri tidak mau berbicara soal angka-angka yang bisa menyesatkan, atau tidak berbanding lurus dengan dampak yang ditimbulkannya, jika mudik lebaran pada masa pandemi tidak dilarang.
"Taruhannya mahal, karena menyangkut kesehatan. Dan kita sudah punya pengalaman lebih dari setahun. Karena itu, kami sosialisasikan baik melalui perangjat desa, paguyuban perantau, agar bersedia mematuhi larangan mudik lebaran dari pemerintah," imbuhnya.
Ia menyadari, Pemkab Wonogiri memiliki keterbatasan dalam pengawasan lapangan, sehingga bisa saja nanti masih ada kebocoran atau kenekatan warga.
"Untuk mengantisipasi kemungkinan itu, Pemkab Wonogiri menginginkan adanya kebijakan yang terintegrasi dari pusat, yang terkoneksi ke antar daerah, agar kebocoran atau kenekatan pemudik, peluangnya menjadi sangat kecil," katanya.
Lebih dari itu, pemerintah sejak dini diharap bisa memunculkan kesepakatan-kesepakatan dengan pelaku usaha, yang terdampak langsung dengan kebijakan larangan mudik. Seperti misal, terkait transportasi, mestinya pelaku usaha di bidang angkutan ini diajak berembug, sebagai upaya mengatur regulasi yang bisa mengurangi dampak ekonomi.
Di Wonogiri, setidaknya ada puluhan pengusaha PO bus, yang selama ini memiliki trayek AKAP (antar kota antar provinsi) dan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi). Tentunya pemerintah pusat segera memastikan, regulasi apa yang akan dibuat sehububgan dengan adanya larangan mudik itu.
"Kalau Pemkab, jelas tidak memiliki otoritas mengatur, semua ada pada pemerintah pusat. Kalau dari APBD Wonogiri, yang biasanya menyediakan alokasi anggaran untuk program mudik gratis, jelas dengan adanya kebijakan larangan mudik, akan mengalihkan untuk refocusing penanganan covid," imbuh dia lagi
Joko Sutopo menambahkan, program mudik gratis kali pertama diadakan oleh Pemkab Wonogiri pada 2016 lalu dan berlanjut pada setiap tahun berikutnya. Program itu diadakan karena banyak warga Wonogiri yang merantau di kota-kota besar, khususnya wilayah Jabodetabek. (OL-13)
Baca Juga: Doni Monardo: Jika tidak Ada Larangan, 33% Masyarakan akan Mudik
Angka kecelakaan lalu lintas pada masa Lebaran 2025 tercatat sebanyak 4.640 kecelakaan atau turun sebesar 34,31% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
MENJELANG akhir masa arus balik lebaran 2025 ini Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah mencatat konsumsi Pertamax melonjak signifikan sebanyak 77%.
Biaya dan moda transportasi yang semakin beragam dan terjangkau juga turut mengubah pola mudik di masyarakat.
SURVEI yang dilakukan Next menunjukkan hampir 90 persen penumpang mengaku puas dengan pelayanan PT Kereta Api Indonesia atau KAI selama arus mudik Lebaran 2025.
DINAS Lingkungan Hidup dan Kebersihan atau DLHK Kota Depok, Jawa Barat, mengangkut ribuan ton lebih sampah dari 11 wilayah kecamatan selama momen mudik dan libur lebaran 2025.
Jumlah itu disebut mengalami penurunan sebesar 25,76% dari data tahun 2024 pada periode yang sama.
Sebanyak 500 peserta program Mudik Bareng oleh Pemprov Sumut berangkat dari Batam menuju Medan menggunakan kapal KM Kelud, Jumat (28/3).
Fasilitas mudik gratis ini menjadi bagian dari cara XL Axiata untuk memberikan #BerbagiKebaikanDiHariFitri
Pelepasan mudik dilaksanakan di dua lokasi yakni dari Gedung Sate, Kota Bandung dan dari Kabupaten Subang pada Jumat (5/4).
Mudik Asik Bersama BUMN Pegadaian Jawa Barat diikuti 201 orang menggunakan 6 bus. Mereka menuju tiga kota, yaitu Palembang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Program mudik gratis ini sudah pernah dilakukan sebelumnya pada 2023
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo memberangkatkan sebanyak 3.975 pemudik ke 13 kota tujuan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved