Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

ASDP Mulai Operasikan KMP Jatra I di NTT

Palce Amalo
10/3/2021 18:55
ASDP Mulai Operasikan KMP Jatra I di NTT
Pengoperasian KMP Jatra 1 dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon ke Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kupang, NTT, Rabu (10/3)(MI/Palce Amalo)

PT ASDP Indonesia Fery (Persero) memindahkan pengoperasian KMP Jatra 1 dari Pelabuhan Merak, Kota Cilegon ke Pelabuhan Penyeberangan Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/3).

Kapal buatan tahun 1980 dengan bobot 3.871 Gross Tonnage tersebut melayari tiga rute reguler yakni Kupang tujuan Rote, Larantuka (Flores Timur) dan Kalabahi (Alor).

Peresmian pengoperasian kapal dilakukan bersama Sekjen Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan Marta Hardisarwono, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Dirut PT ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi bertempat di Pelabuhan Bolok.

Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Jatra 1 memiliki panjang 88,7 meter, lebar 15,6 meter dengan tinggi cardeck 4 meter. Kapal ini mampu mengangkut 770 penumpang, 100 unit sepeda motor, dan 84 unit roda empat.

Pada saat yang sama juga diresmikan pengoperasian KMP Namparnos yang sebelumnya melayari rute reguler di Alor dan Flores, dipindahkan melayari rute Kupang-Pulau Semau. "Rute Kupang-Semau yang sebelumnya seminggu tiga kali, sekarang menjadi setiap hari, mudah-mudahan turut membangun program gubernur, The Ring of Beauty sehingga membuat arus kunjungan wisatawan meningkat," kata Ira Puspadewi saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut.

Dengan adanya tambahan KMP Jatra 1 dan KMP Namparnos, saat ini ASDP Cabang  Kupang sudah memiliki 10 kapal penyeberangan yang melayani 24 lintasan komersial dan 16 lintasan perintis.

Pada kesempatan tersebut juga diresmikan Dermaga  II Pelabuhan Bolok. Proyek revitalisasi Dermaga I dan II Bolok senilai Rp36 miliar ini merupakan dermaga jenis moveable bridge dengan tipe Dolphin.

Dermaga I berkapasitas 30 ton memiliki panjang 60 meter dan lebar 12 meter, yang mampu disandari kapal ukuran maksimal 1.000 GRT, sedangkan dermaga II berkapasitas 40 ton memiliki panjang 80 meter dan lebar 16 meter, yang mampu disandari kapal berukuran 5.000 GRT.

Menurutnya, proyek dermaga II Pelabuhan Bolok ini merupakan salah satu komitmen ASDP memperkuat konektivitas penyeberangan nasional, khususnya di NTT yang menjadi transportasi andalan masyarakat.

"Kami mensyukuri kehadiran dan layanan ASDP disini sangat dinantikan oleh masyarakat. NTT yang dikelilingi pulau-pulau tentu membutuhkan moda ferry yang andal. Kami harap dengan direvitalisasinya dermaga 1 dan 2  ini, kapasitas layanan penyeberangan dari dan ke Kupang akan terus meningkat dan semakin terlayani dengan baik," tuturnya.

Selain itu, kehadiran dermaga II ini juga untuk merespon target Pemprov NTT agar Pelabuhan Bolok dapat disandari kapal berukuran besar, salah satu alternatif untuk menghadapi cuaca ekstrim dan juga dapat meningkatkan kapasitas muatan kapal lebih besar, baik Bpenumpang dan kendaraan serta logistik, yang diharapkan dapat mendorong  perekonomian masyarakat NTT.

Revitalisasi dermaga 1 dan 2 Pelabuhan Bolok ini telah rampung tempat waktu sekitar 11 bulan. Meskipun sempat terkendala PSBB ketat pada awal tahun lalu dan cuaca buruk pada periode Oktober 2020, proyek ini dapat selesai sesuai target yang diharapkan.

Gubernur Viktor Laiskodat menyampaikan apresiasinya atas rampungnya revitalisasi dermaga II Pelabuhan Bolok, Kupang. Sebagai provinsi kepulauan, moda transportasi penyeberangan sangat berperan menunjang aksesibilitas masyarakat.

"Sebagai wilayah kepulauan, tidak ada yang lain: kapal harus kuat. ASDP menjadi tulang punggung transportasi di NTT. Kehadiran dermaga dan KMP Jatra 1 ini menjadi langkah pertama, namun belum saya katakan hebat. Kita harus berpikir dan siapkan dari sekarang untuk masa depan yang lebih baik. Karena di Kupang, untuk idealnya dibutuhkan 20 unit kapal
ferry dan dermaga yang mampu disandari kapal besar," tutur Viktor.

Menurut Gubernur, NTT harus memiliki transportasi penyeberangan yang andal dan kuat, dan juga moda transportasi lainnya. Prediksinya, sektor pariwisata di NTT akan mengalami lompatan besar di tahun 2023, sehingga perlu dilakukan perkuatan dan peningkatan infrastruktur transportasi. (OL-13)

Baca Juga: Koordinasi Bencana Terbaik, Pemprov Babel Raih Penghargaan



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya