Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BBPJN Sumsel Perbaiki Jalan Gunakan Skema KPBU

Dwi Apriani
01/3/2021 17:49
BBPJN Sumsel Perbaiki Jalan Gunakan Skema KPBU
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Sumatra Selatan, Kgs Syaiful Anwar(MI/Dwi Aprianui)

PROVINSI Sumatra Selatan merupakan satu-satunya dan pertama kalinya yang menerapkan program perbaikan jalan preservasi dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Perbaikan jalan ini dilakukan di ruas jalan lintas timur (jalintim) sepanjang 29,87 kilometer.

Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah Sumatra Selatan, Kgs Syaiful Anwar mengatakan, program perbaikan jalan dengan skema ini adalah pertama kalinya di Indonesia yang dikerjakan oleh Kementerian PU dan Pera. Sebagai percontohan, Sumsel dipilih untuk menerapkan skema perbaikan jalantersebut.

Adapun ruas jalan yang di preservasi meliputi Jalan Srijaya Raya sepanjang 6,3 kilometer, Jalan Mayjen Yusuf Singadekane sepanjang 5,2 kilometer, Jalan Letjen H Alamsyah Ratu Prawiranegara sepanjang 3,15 kilometer, Jalan Soekarno Hatta sepanjang 8,32 kilometer, Jalan Akses Terminal Alang-alang Lebar sepanjang 4 kilometer dan Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II sepanjang 2,9 kilometer.

Syaiful mengatakan, metode ini memiliki keunggulan jika dibandingkan sebelumnya. Menurutnya, proses perbaikan jalan selama ini perlu pendanaan yang lebih besar dan prosedur yang cukup panjang.

Seperti jalan sepanjang 29,87 kilometer yang menggunakan skema KPBU. Perbaikan jalan tersebut dilakukan bertahap setiap tahunnya. Ia memperkirakan butuh waktu lebih dari 10 tahun untuk memastikan jalan mulus.

‘’Jadi diperbaiki 5 kilometer dulu. Lalu lanjut lagi tahun berikutnya. Nah, setiap tahapan perlu prosedur tender, pemeliharaan dan lainnya. Kalau menggunakan skema ini, proses tendernya cukup sekali. Pekerjaan konstruksi hingga jalan mulus juga hanya butuh waktu 3 tahun,’’ katanya, Senin (1/3)

Perbaikan jalan juga dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan dana swasta. Lalu, proses pemeliharaannya juga dalam jangka panjang.

Baca juga : DPO Pencuri Emas dan Uang Senilai Rp50 Miliar Ditangkap di Alor

‘’Skema KPBU saat ini, butuh proses konstruksi selama tiga tahun. Seluruhnya menggunakan dana perusahaan. Setelah selesai, tahun keempat pemerintah akan langsung bayar lebih kurang Rp220 miliar. Selanjutnya masa pemeliharaan 12 tahun,’’ ujarnya.

Dijelaskan, selama masa pemeliharaan, perusahaan pemenang tender harus memastikan kondisi jalan tetap sama setelah masa konstruksi selesai dilakukan. Jika nantinya ada kerusakan, perusahaan akan langsung melakukan perbaikan. Pemerintah juga tidak perlu lagi menganggarkan dana pemeliharaan setiap tahunnya.

‘’Kalau ada kerusakan, masyarakat bisa melaporkannya ke nomor hotline 085212888744. Ada aturan dalam kontrak, perusahaan harus memperbaiki kerusakan jalan dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak ditindaklanjuti laporannya maka perusahaan bisa dikenakan denda. Kalau skema lama, kita butuh proses penganggaran tender dan lainnya,’’ ucapnya.

Proyek KPBU tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Saat ini sudah memasuki tahapan Financial Close di Kementerian  PUPR. Targetnya, 2023 mendatang proses konstruksi sudah selesai dikerjakan.

‘’Sejumlah bagian jalan seperti drainase, trotoar serta badan jalan sudah dikerjakan secara menyeluruh di akhir masa konstruksi,’’ terangnya.

Selain itu, pihaknya juga akan membangun dua jembatan timbang di sekitar jalan Yusuf Singadekane dan Jalan Palembang Betung. Fungsinya untuk mencegah masuknya truk angkutan yang mengalami over dimensi dan over loading (ODOL).

‘’Kita tidak ingin ada lagi truk ODOL yang melintasi jalan. Dua lokasi tersebut dipilih untuk mencegah truk yang ingin menuju arah Lampung dan Jambi,’’ bebernya.

Syaiful menjelaskan, selain jalan, perbaikan juga akan dilakukan di 14 jembatan yang melewati jalur tersebut. Estimasi investasi proyek kerjasama ini sebesar Rp982,40 miliar yang terdiri dari biaya konstruksi dan pemeliharaan.

‘’Ini merupakan proyek percontohan di Indonesia. Jika berhasil maka akan diterapkan di daerah lain. Seperti Pekanbaru dan Wamena,’’ pungkasnya. (OL-2)

 

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya