Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menyadur perkataan orang bijak, bahwa mahkluk yang mampu mempertahankan hidup bukan yang terbesar, terkuat atau terkaya, tetapi mereka yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan.
"Maka, ubahlah cara berpikir dan bertindak sejak sekarang juga! Kalau dulu, suntikan semangatnya 'Merdeka atau Mati!?, kini pilihannya juga tinggal dua: Kolaborasi atau Mati?, “Collabs or Collapse," terang Sri Sultan, Selasa (16/2).
"Kalau kini, Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) diberlakukan, pertanyaannya kemudian, apakah kita cukup dengan bersungut-sungut lalu marah?
Masyarakat bisa belajar dari nelayan saat merespon gelombang besar. Walau tidak bisa melaut, mereka mengerti, gelombang besar sedang mengantarkan oksigen untuk plankton di dasar laut.
Saat badai reda, plankton tumbuh lebih subur, ikan-ikan berkembang biak. Nelayan pun bisa kembali mendapatkan ikan dalam jumlah cukup.
"Para nelayan tidak pernah menghujat gelombang dan badai, tetapi mereka mengetahui kapan saat terbaik untuk istirahat. Tetap semangat tanpa sambat
(mengeluh)," pesan Sri Sultan.
Petani juga memiliki pemikiran yang serupa dengan (suatu waktu) membiarkan lahan istirahat dan memulihkan diri. Saat itu tiba, para petani bisa memperbaiki alat-alat yang rusak atau membuat varian pertanian yang lebih baik guna meningkatkan produksi pertanian.
"Jangan menghitung apa yang hilang, namun hitunglah apa yang tersisa. Sekecil apa pun penghasilan kita, pasti akan cukup, bila digunakan untuk kebutuhan hidup," kata Sri Sultan. Sebesar apa pun penghasilan yang didapat pasti akan kurang bila digunakan untuk gaya hidup dan memenuhi kepuasan hati.
"Janganlah selesaikan masalah dengan mengeluh atau marah. Selesaikan saja dengan sabar, bersyukur, bekal optimisme," pesan Sultan. Tak kalah penting, lanjut dia, kita mendamba petunjuk-Nya, agar punya harapan tentang arah masa depan. (OL-13)
Baca Juga: Wagub DKI: Tanpa Gotong Royong Sulit Redam Penularan Covid-19
“Bagaimana agar melibatkan mereka (masyarakat) untuk menjaga kebersihan lingkungan kali dan bisa mengambil manfaat juga,”
Geoheritage, biodiversity dan cultural diversity harus dikemas menjadi satu produk untuk keberlangsungan dan konservasi di DI Yogyakarta
"Yang memungkinkan adalah dengan durasi kunjungan antara dua atau tiga jam. Wisatawan dapat menikmati kuliner, kerajinan atau mampir di spot foto yang indah dan menarik,"
UMKM Monalisa memanfaatkan potensi singkong menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour) yang memiliki permintaan pasar yang luas dan nilai tambah ekonomi yang signifikan.
PEMBUATAN Jembatan Pandansimo di DIY hampir selesai. Jembatan ini diyakini akan menjadi salah satu ikon infrastruktur di DIY yang tahan gempa
"Operasional armada truk kita tambah pada musim libur ini. Sejak pukul 5 pagi pagi truk (pengangkut sampah) sudah jalan,"
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved