Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
DAMPAK pandemi covid-19 memukul berbagai sendi kehidupan, termasuk usaha indekos. Untuk dapat bertahan dan tumbuh di tengah pandemi, pemilik indekos tak bisa hanya menerapkan manajemen ala kadarnya.
Di Jogja yang dikenal sebagai kota pendidikan, banyak pemilik indekos terpaksa menjual aset mereka, dengan harga sekitar Rp1-12 miliar. Mereka menjual aset karena banyak mahasiswa pulang kampung sehingga kamar-kamar pun kosong.
Menanggapi hal tersebut, CEO Djuragan Kamar (Djurkam) Mochammad Daffa Trinanda mengatakan manajemen bisnis indekos yang teroganisasi dengan baik dan memenuhi standar hospitality menjadi relevan pada masa pandemi covid-19.
"Kami telah mengelola dan mengupgrade kos menjadi lebih baik dan memberikan nilai lebih kepada pelanggan sehingga kos-kos yang terafiliasi dengan Djuragan Kamar tidak perlu khawatir tidak terisi," kata dia, Minggu (14/2) petang.
Dari total yang masuk bergabung dengan aplikasi pencari kamar kos ini, 70% indekos sampai saat ini tetap eksis.
Baca juga: Pegawai LMAN Meninggal Dunia di Indekos Terindikasi Korona
Para pemiliki indekos yang bergabung dengan Djurkam bisa tetap mendapat pemasukan sehingga tidak perlu sampai menjual aset mereka. Bahkan, Djurkam mampu merebut market share kos yang tersedia.
"Selama masa pandemi, kami masih tetap berbagi keuntungan dengan para pemilik kos yang terafiliasi dengan www.djuragankamar.com," ungkap Daffa.
Sementara pelaku usaha kos Eksklusif D/D'paragon, M Syarif Hidayat, menyebutkan, sejak pandemi melanda Maret 2020, seluruh jaringan kos ekslusif yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air dan berada dalam manajemen D'paragon telah bersiap diri dan beradaptasi.
Saat ini, D'paragon pun sedang membangun lima gedung dan akan segera dioperasionalkan setelah masa pandemi.
Ia yakin, setelah masa pandemi gedung-gedung tersebut akan segera terisi karena saat ini hanya mengalami penurunan 20-30% dari pasar normal. Pada masa pandemi, yang penting dilakukan adalah memberikan yang terbaik agar tetap menjadi pilihan konsumen.
D'paragon memastikan selama masa pandemi ini selalu menjamin privasi dan keselamatan konsumen dengan penerapan protokol kesehatan di setiap buildingnya.
"D'paragon juga memberikan banyak promo yang tidak dimiliki oleh kos lain seperti promo nginap dan ngekost gratis yang informasinya bisa diakses langsung di https://dparagon.com," kata Syarif.
Mahasiswi asal luar Jogja, Irene, mengaku tetap memilih tinggal di Yogyakarta agar bisa fokus belajar dan belajar mandiri. Ia pun selektif saat memiliki indekos dengan kriteria eksklusif, fasilitas lengkap, sehat, nyaman, namun harga tetap relevan.
"Di situasi seperti saat ini, saya pilih kos-kosan yang benar-benar settle. Dalam arti, jangan lah lagi enak-enak ngekos lha koq dijual. Kalau udah gitu, terus kita harus pindahan dan mencari kos-kosan lagi. Kan takes time banget," ungkap dia.(OL-5)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved