Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

PDAM Aceh Timur Naikkan Tarif Hingga 10 Persen

Mediaindonesia.com
12/2/2021 02:00
PDAM Aceh Timur Naikkan Tarif Hingga 10 Persen
Ilustrasi(Dok Media Indonesia )

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Peusada Kabupaten Aceh Timur menaikkan tarif air hingga 10 persen per kubik guna menutupi biaya operasional.

"Kenaikan ini hanya berlaku untuk pelanggan biasa. Sedangkan pelanggan sosial seperti masjid, panti asuhan dan lainnya tidak naik," kata Direktur Utama PDAM Tirta Peusada Iskandar di Idi, Kamis (11/2).

Saat ini tarif air PDAM Tirta Peusada masih relatif rendah dibandingkan daerah lain. Tarif dasar untuk pelanggan sosial Rp1.800, tarif dasar untuk pelanggan biasa Rp3.000 dan tarif penuh untuk niaga Rp3.700.

Berdasarkan Permendagri Nomor 71 Tahun 2016, tarif dasar air terendah untuk pelanggan sosial mencapai Rp3.200, tarif dasar untuk pelanggan biasa Rp4.100, dan tarif penuh untuk niaga Rp5.900.

"Kalau pun nanti dinaikkan, tarif air tetap masih lebih rendah dari ketentuan Permendagri. Artinya penyesuaian yang dilakukan PDAM Tirta Peusada masih mempertimbangkan kemampuan masyarakat," kata Iskandar.

Kenaikan tarif air tersebut diupayakan tidak terlalu memberatkan masyarakat. Dan kenaikan tarif juga sesuai dengan ketentuan berlaku.

Iskandar mengajak camat dan keuchik atau kepala desa di Aceh Timur membantu menyosialisasikan kenaikan tarif kepada masyarakat. Sebab, kenaikan tarif untuk menyesuaikan dengan biaya operasional yang semakin tinggi.

"Kenaikan tarif ini untuk menyesuaikan biaya operasional yang juga naik drastis setiap tahunnya. Selain itu juga untuk perluasan jangkauan dan perbaikan pelayanan pembangunan jaringan baru serta peremajaan aset lainnya," kata Iskandar.

PDAM Tirta Peusada terus mengalami kerugian setiap tahun hingga kini nilainya mencapai Rp3,3 lebih karena sejak 2013 tidak ada penyesuaian tarif.

Tingginya biaya operasional di antaranya karena kekeruhan air baku yang menyebabkan penggunaan tawas meningkat, perbaikan jaringan rusak, serta perawatan aset.

“Seperti meter air banyak yang rusak. Perbaikan dan penggantiannya membutuhkan biaya. Begitu juga instalasi pengolahan air, sudah banyak yang tua dan perlu perbaikan,” kata Iskandar. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya