Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Bencana Hidrometeorologi Landa Tiga Kecamatan di Cianjur Utara

Benny Bastiandy
09/2/2021 17:33
Bencana Hidrometeorologi Landa Tiga Kecamatan di Cianjur Utara
Ilustrasi banjir bandang(ANTARA)

BENCANA hidrometeorologi menerjang sejumlah lokasi di beberapa kecamatan di wilayah utara Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sejak Minggu (7/2). Sejumlah kepala keluarga pun terdampak akibat bencana tersebut.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, setidaknya terdapat 3 kecamatan yang terjadi bencana yakni Cipanas, Sukaresmi, dan Mande. Di Kecamatan Cipanas, pergerakan tanah dan angin puting beliung menerjang Desa Batulawang, Sindanglaya, dan Palasari.

Bencana serupa juga terjadi di Desa Rawabelut Kecamatan Sukaresmi. Sementara di Desa Murnisari Kecamatan Mande terjadi banjir bandang.

"Bencana dipicu tingginya intensitas curah hujan akhir-akhir ini. Kejadiannya sejak Minggu (7/2) hingga Senin (8/2)," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Mochammad Irfan Sofyan, Selasa (9/2).

Hasil pendataan sementara di lapangan, ucap Irfan, banjir bandang di Desa Murnisari berdampak terhadap terhadap warga di Kampung Nambo dan Kampung Cikowak. Di Kampung Nambo terdapat 3 unit rumah yang dihuni 3 kepala keluarga atau 14 jiwa dan di Kampung Cikowak terdapat 2 rumah yang dihuni 2 KK atau 8 jiwa terendam banjir luapan air sungai. Sedangkan pergerakan tanah di Desa Rawabelut berdampak terhadap 15 rumah. Para penghuninya saat ini sudah dievakuasi ke tempat lebih aman.

"Personel kami di lapangan telah melakukan asesmen. Warga yang terdampak pergerakan tanah sudah diungsikan sementara. Kebanyakan tinggal bersama kerabatnya," ucap Irfan.

Kepala Desa Rawabelut Syarif Hidayat mengatakan bencana pergerakan tanah di wilayahnya terjadi di Kampung Cipari RT 06/01. Bencana mulai diketahui pada Minggu (7/2).

"Sebetulnya setiap kali curah hujan tinggi, wilayah kami langganan terjadi pergerakan tanah. Rutin hampir terjadi setiap tahun," kata Syarif.

Ia mengaku sudah menyiapkan posko pengungsian sementara. Namun sebagian besar warga yang terdampak memilih menumpang di rumah kerabat mereka.

"Hasil pendataan sementara ada 15 bangunan rumah yang terdampak. Proses evakuasi warga dibantu BPBD dan Retana (relawan tangguh bencana)," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya