Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Sensor Gempa BMKG Rekam Anomali Seismik Saat Muncul Suara Gemuruh

Atayla Puspa
31/1/2021 12:29
Sensor Gempa BMKG Rekam Anomali Seismik Saat Muncul Suara Gemuruh
Ilustrasi( ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

FENOMENA alam yang meresahkan warga kembali terjadi. Kali ini warga Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berlarian keluar rumah setelah mendengar suara dentuman disertai gemuruh, Sabtu (30/1/2021) malam sekitar pukul 19.00 WIB. Warga merasakan dua kali getaran sebelum muncul suara gemuruh dan dentuman.

Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyatakan, hasil monitoring BMKG terhadap beberapa sensor seismik di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menunjukkan adanya anomali gelombang seismik saat warga melaporkan suara gemuruh yang disertai bunyi dentuman.

Ia menuturkan, tampak sangat jelas adanya rekaman seismik yang terjadi pada pukul 19.00.36 WIB hingga 19.00.43 WIB. Lama durasi rekaman seismik berlangsung cukup singkat hanya selama 7 detik.

"Anomali seismik ini tampak sebagai gelombang frekuensi rendah (low frekuensi). Sepintas bentuk gelombangnya (waveform) seismiknya mirip rekaman longsoran atau gerakan tanah. Fenomena alam gerakan tanah memang lazim menimbulkan suara gemuruh bahkan dentuman yang dapat didengar warga di sekitarnya," kata Daryono dalam keterangan resmi, Minggu (31/1).

Adapun, menurut laporan warga, getaran itu muncul setelah hujan deras mengguyur. 

"Jadi dugaan kuat yang terjadi adalah adanya proses gerakan tanah yang cukup kuat hingga terekam di sensor gempa milik BMKG," tambah Daryono.

baca juga: BMKG Sebut Gempa di Sukabumi Terkuat Selama 19 Tahun Terakhir

Namun demikian, Daryono menyatakan untuk verifikasi tampaknya perlu dilakukan survei lapangan di wilayah dimana terdengar suara gemuruh untuk mencari apakah ada rekahan di permukaan akibat gerakan tanah tersebut. 

"Jika tidak ditemukan maka besar kemungkinan proses gerakan tanah terjadi di bawah permukaan tanah," pungkasnya. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya