Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

BMKG Sebut Gempa di Sukabumi Terkuat Selama 19 Tahun Terakhir

Zubaidah Hanum
11/3/2020 19:19
BMKG Sebut Gempa di Sukabumi Terkuat Selama 19 Tahun Terakhir
Warga melihat bangunan rusak akibat gempa bumi di kecamatan Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (11/3).(ANTARA/M Agung Rajasa)

GEMPA tektonik M=5,1 yang mengguncang wilayah Sukabumi pada Selasa (10/3) pukul 17.18.04 WIB dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa ini diakibatkan oleh aktivitas slip atau pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba.

"Gempa Sukabumi kemarin merupakan gempa dengan magnitudo paling kuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat sejak 19 tahun terakhir," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam keterangan resminya, Rabu (11/3).

Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan M=5,1 terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001.

Rahmat menjelaskan, dari bentuk gelombang gempanya (waveform), tampak jelas adanya gelombang gesernya (shear) cukup nyata dan kuat. Selisih waktu tiba catatan gelombang P (pressure) dan S (shear) hanya 6 detik, yang menunjukkan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa lokal (local earthquake).

Gempa semacam ini biasa dikenal sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif. Titik episenter gempa ini terdeteksi di koordinat 6,81 LS dan 106,66 BT tepatnya di darat berlokasi di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.

Baca juga: BMKG Turunkan Tim Petakan Sebaran Dampak Gempa Sukabumi

Menurut Rahmat, lokasi stasiun seismik terdekat pusat gempa yang mencatat gempa ini adalah stasiun seismik Palabuhan Ratu dengan kode PJSM. Stasiun seismik ini adalah stasiun monitoring gempa yang baru saja di bangun BMKG pada 2019 lalu.

"Keberadaan sensor seismik baru ini memiliki andil dalam menambah akurasi parameter gempa hasil analisis BMKG," ujarnya.

Hasil analisis peta tingkat guncangan gempa sesaat setelah gempa menunjukkan warna kuning di zona pusat gempa dan sekitarnya. Ini artinya dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI atau merusak. Estimasi terjadinya kerusakan akibat gempa oleh BMKG ini sangat akurat yang ditunjukkan dengan bukti terjadinya kerusakan di lapangan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya