Danone Indonesia Rampungkan Program Cegah Stunting di NTT

Palce Amalo
23/1/2021 10:28
Danone Indonesia Rampungkan Program Cegah Stunting di NTT
Anak-anak stunting di Desa Oesusu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, NTT memperlihatkan lele bantuan dari Danone Indonesia.(MI/Palce Amalo)

DANONE Indonesia bersama Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat (JPM) merampungkan Program Generasi Bebas Stunting melalui Nutrisi Edukasi Keluarga Menuju Sehat (Gasing Nekmese) untuk pencegahan stunting di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (23/1). Program ini mengunakan pendekatan edukasi untuk Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan nutrisi keluarga, termasuk melibatkan kelompok rentan, perempuan dan penyandang disabilitas.

Empat desa yang menjadi sasaran program ini tercatat memiliki prevalensi angka stunting tertinggi di wilayah itu dibandingkan desa-desa lainnya. Yaitu Oelbiteno dan Nunsaen di Kecamatan Fatuleu, serta Oesusu dan Fatukona di Kecamatan Takari.

Sejak program diluncurkan oleh Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi pada Juli 2020 atau setelah berjalan tujuh bulan, dari 16 anak stunting di Desa Oesusu misalnya, telah berkurang menjadi delapan orang. Di desa tersebut, Danone Indonesia bersama JPM melakukan pengembangan  tujuh kebun gizi keluarga yang dikelola oleh 87 keluarga, serta 32 bedeng sayuran dan 478 olah lubang sayur. Masyarakat setempat juga sudah diperkenalkan dengan sistem irigasi tetes.

Sebagai sumber protein, masyarakat Desa Oesusu dan Fatukona juga diperkenalkan budidaya perikanan yang saat ini sudah menjangkau 40 keluarga di dua desa tersebut.

"Kami siap membantu dalam hal pengembangan budidaya ikan melalui kelompok yaitu benih ikan, pakan dan pelatihannya. Saya tunggu dari desa untuk memasukan proposal," kata Kepala Seksi Kemitraan dan pemberdayaan  Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Kupang, Julianto Beeh.

Julianto bersama sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) antara  lain dinas kesehatan, dan JPM berkunjung ke desa dampingan Oesusu untuk melibat dari dekat capaian program tersebut. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya kondisi stunting pada anak seperti kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, akses pada makanan bernutrisi seimbang, dan pola asuh yang kurang memadai.

Selain itu, keterbatasan akses terhadap air bersih dan sanitasi dan penerapan PHBS juga menjadi kendala serius di desa. Begitu juga Penerapan pola asuh yang benar dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai periode emas belum dilakukan dengan baik.

Untuk suksesnya program cegah stunting, Danone Indonesia besama JPM melakukan kampanye kampanye PHBS dan 1.000 hari pertama kehidupan lewat iklan layanan masyarakat, serta melatih 25 kader posyandu di Oesusu, sensitisasi 104 remaja yang tersebar di empat desa. Serta kampanye hari cuci tangan pakai sabun sedunia.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan Danone Indonesia memiliki visi yaitu One Planet One Health yang meyakini kesehatan manusia dan kesehatan bumi saling terkait.

"Kami ingin membawa kesehatan melalui makanan dan minuman ke sebanyak mungkin orang di seluruh dunia, untuk itu kami berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak memberikan edukasi kepada masyarakat secara berkelanjutan mengenai pola makan yang lebih baik guna menghindari kondisi stunting. Khususnya dalam situasi pandemi covid-19 seperti saat ini," harap Karyanto.

baca juga: Mengatasi Stunting dan Gizi Buruk di NTT dengan Bernas

Adapun, Yayasan JPM mengembangkan kegiatan di masyarakat yang menyasar pada bidang pertanian dan kesehatan. Masyarakat didorong untuk mengelola kebun gizi dan usaha yang menghasilkan makanan sumber protein lainnya yang bisa meningkatkan diversifikasi jenis makanan bernutrisi dalam keluarga. Pada kesempatan tersebut, Markus Ottu dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Kupang berjanji mendorong pemanfaatan dana desa untuk program pencegahan stunting. (OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya