Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Selamat karena Lemari

Taufan Bustan
18/1/2021 05:05
Selamat karena Lemari
Farida, 54, menjalani perawatan di RSUD Sulawesi Barat di Mamuju, kemarin.(MI/M TAUFAN SP BUSTAN)

“GEMPA, gempa, lari ko semua keluar rumah, Nak. Lari ko cepat, Nak,” teriak Farida, 54, untuk membangunkan seluruh anggota keluarganya saat terjadi gempa bermagnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/5/2021) dini hari.

Berkat teriakan itu, anak, menantu, dan dua cucu Farida bisa keluar rumah dan selamat dari maut. Namun, Farida malah tertindih lemari saat bergegas keluar dari kamar. Saat itu pun dia pingsan seketika.

Menurut Farida, tanah berguncang begitu kuat dan terdengar suara gemuruh ketika gempa terjadi. “Kalau saya ingat-ingat lagi, bikin takut, Pak,” ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulawesi Barat, kemarin.

Farida bersyukur karena anak, menantu, dan cucunya saat itu bisa selamat meski dirinya harus terluka. “Lebih bersyukur lagi saya karena masih bisa hidup. Alhamdulillah, Pak,” ujarnya.

Farida berkisah, saat tertindih lemari, ia tak sadarkan diri. Saat ditolong oleh tim penyelamat, lemari yang menindihnya itu sudah tertindih lagi oleh tumpukan dinding rumah.

“Saya sangat bersyukur karena ditindih lemari. Coba kalau tidak ada lemari, mungkin saya sudah mati ditindih dinding rumah,” ungkapnya.

Farida dapat diselamatkan setelah 5 jam tertindih lemari dan reruntuhan dinding rumahnya. Dia tertolong karena sempat berteriak ketika mendengar suara orang di depan rumahnya.

“Kurang lebih 4 jam setelah sadar, saya menahan rasa sakit. Mungkin memang belum ajal, karena ada suara orang, saya berteriak, lalu ditolong dan dibawa ke rumah sakit,” paparnya.


Berharap operasi

Setelah di rumah sakit, Farida baru mendengar kabar bahwa rumah yang ditinggalinya di Jalan Mangga, Kelurahan Mamuju, Kecamatan Mamuju, sudah rata dengan tanah.

Ia pun tidak mempersoalkan hal itu karena baginya yang lebih utama ialah keselamatan.

“Rumah itu bisa dibangun kembali. Kami bersyukur, meski luka, saya dan keluarga masih bisa hidup semuanya,” jelas Farida.

Sekarang Farida masih menjalani perawatan. Dia berharap pelayanan medis di RSUD Sulawesi Barat bisa ditingkatkan. Alasannya, sejak dirawat di rumah sakit tersebut, ia belum mendapat penanganan operasi. “Saya sudah difoto dan ketahuan kalau belakang serta kaki saya patah. Ini kata dokter butuh operasi. Semoga saya bisa segera dioperasi karena sudah berapa hari ini cuma dikasih antibiotik,” imbuh Farida. (Taufan Bustan/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya